Ini semacam curhat. Semoga menjadi berguna untuk orang lain. Sehingga tidak terjerumus oleh kebodohan saya. Mungkin ini cerita yang eces bagi sebagian orang.
Kejadiannya sudah beberapa waktu yang lalu.
Saya mempunyai teman satu kantor. Dia orangnya baik dan loyal terhadap teman-temannya. Suatu hari dia meminta tolong saya untuk meminjamkan sejumlah uang sekian puluh juta atas nama saya. Semula saya menolak dengan tegas karena nanti yang akan bermasalah jika cicilan nya menunggak adalah saya.
Dia kemudian memberikan alasan pasti dapat membayar cicilan dengan mudah karena semua keluarganya kaya raya. Dia juga menunjukkan rumah suaminya yang bagus untuk tambah meyakinkan saya agar mau meluluskan niatnya.
Dia beralasan uang tersebut akan berguna untuk menambah modal membeli usaha rental mobil. Sehingga untuk cicilan dia meyakinkan sangat eces sekali.
Selama dua minggu penuh, saya di pengaruhi dengan berbagai cara dan alibi dan dengan airmata segala agar menyetujuinya. Akhirnya tepat selama dua minggu saya memberikan persetujuan. Dia berhasil memanfaatkan kelemahan saya. Saya paling tidak tega jika ada teman dekat yang membutuhkan bantuan.
Maka hari itu saya pergi ke bank dan meminjam sejumlah uang yang diminta oleh teman saya.
Setelah berbulan bulan tanpa kejadian, maka tibalah saatnya cicilan itu macet. Pihak bank tentu saja menagih kepada saya, karena nama saya tercantum dan yang bertanda tangan, meski pun saya menceritakan panjang lebar tentang masalah ini, mereka tidak akan peduli siapa yang memakai uang tersebut. Yang jelas tunggakan harus diselesaikan.
Ya tentu saja saya langsung menghubungi teman saya tersebut. Sebelumnya dia mengancam akan minggat andai saya menemui-nya keluarganya, namun setelah kesepakatan itu saya penuhi dia malah lebih dahulu pergi dan hilang tanpa kejelasan.
Keluarga pun juga tidak tahu-menahu tentang kepergian nya (atau pura pura, entah). Karena saya sendiri didesak oleh pihak bank, tentu saja saya meminta per-tanggung jawaban keluarganya. Eh tidak saya duga, ternyata mereka tidak mau ikut campur urusan itu, mereka tidak mau tahu, dan mereka lepas tangan.
Jadilah saya sendirian tanpa ada yang membantu.
Dan singkat cerita tidak ada jalan lain, saya harus melunasi hutang tersebut sedikit demi sedikit hingga lunas. Bukannya saya takut terhadap bank, yang saya takut-kan adalah debt collector bertandang ke-rumah dan menagih kepada orang tua saya. Saya takut mereka akan kaget dan menjadi sakit.
Saya menguras tabungan dan berutang ke bank lain untuk menutupnya. Saya bahkan hampir menjual laptop kesayangan.
Moral story adalah;
- Jangan pernah mau namamu di pakai untuk meminjam uang. Apapun alasannya, apapun kedekatanmu jangan pernah mau melakukannya. Karena yang mendapatkan getah adalah kamu sendiri.
- Untuk urusan uang, baik teman, sahabat dan saudara akan menjadi sama.
- Selalu menggunakan saksi dalam urusan hutang piutang.
- Sediakan surat pernyataan bermaterai sebelum memulai.
- Uang dapat menjadikan teman menjadi musuh bebuyutan.
- Saya terjerumus oleh kebodohan saya sendiri.
- Menyakitkan sekali membayar cicilan untuk uang yang tidak saya pakai.
Dan sampai sekarang teman saya tersebut belum kembali kerumah.
End.
Hallo,
Cerita yang menyentuh. Semoga Tuhan membalas kebaikan anda😁 Anda juga bisa belajar dari persoalan ini. Semangat ya!
Salam,
Anna
LikeLiked by 1 person
Hallo juga…
Ini memang karena kebodohan saya.
Terimakasih.. selalu semana😁
LikeLiked by 1 person
Hallo juga…
Ini memang karena kebodohan saya.
Terimakasih.. selalu semangat😁😀
LikeLiked by 1 person
Waduh serem juga bacanya.😨 moga di beri rezeki dan kemudahan mas. 😁
LikeLiked by 1 person
Waah.. makasih banget doanya
LikeLiked by 1 person
Wah ini kejadiannya kok bisa gitu. Memang orang zaman sekarang serba kurang ajar. Klo ada utang piutang memang sebaiknya ada saksi dan di atas materai. Cuma klo saya sendiri tidak bakal ngasih pinjam dengan jumlah besar. Lagipula memang saya nggak punya uang dalam jumlah besar atau hidup yang waow. Jadi otomatis menghindarkan saya dari orang seperti itu karena pasti saya tolak ha ha ha…..
Terima kasih banyak sudah berbagi pengalaman. 😀
LikeLiked by 1 person
Yah.. Ini memang murni saya mudah di tipu hanya dengan air mata ….
Untuk pengalaman teman teman agar tidak sebodoh saya
LikeLiked by 1 person
Pihak bank kan sekarang juga mempermudah untuk memberikan pinjaman, meskipun tidak memiliki kemampuan.. istilahnya jebakan
LikeLiked by 1 person
Nanti ada rezeki dari tempat lain Mas,amin.
LikeLiked by 1 person
Aamiin amiiinn… mungkin rejeki nya sedang di putar
LikeLiked by 1 person
Semoga ada hikmah dibalik kejadian itu,Mas.
Dan pengalaman ini jadi pelajaran juga utk yg lain, agar hati-hati.
LikeLiked by 1 person
Sampai skrng gg ktmu mas temen e??? Duh ku ikut2an kesel
LikeLiked by 1 person
tidaak ada kabar berita, semua tidak bisa di kontak
LikeLiked by 1 person
kok ada ya orang kyak gitu.. jadi ikutan sebel sama temennya mas..
sabar mas.. pasti nanti rejekinya diganti berlipat lipat sama Allah.. 😊
LikeLiked by 1 person
saya juga lebih sebal ..
makasih banget…amiin amiin
LikeLiked by 1 person
Kog bikin sedih ya, bacanya? Kebaikan kita disalah gunakan orang lain 😢, sebagai bahan pelajaran bersama kalau soal uang kudu hati2.
LikeLiked by 1 person
iya, nih..padahal teman baik hlo, teman satu kerjaan.
Yang saya sayangkan adalah keluarga juga tidak mau tau urusannya
LikeLiked by 1 person
Tidak bisa diperkarakan ke hukum kah ini? Kalo gk bisa.. di do’ain aja dulu deh biar dapet hidayah, cepet sadar.
LikeLiked by 1 person
Belum…saya masih menunggu pulang, untuk sementara saya yang menanggung…
LikeLiked by 1 person
Semangat Mas… sedih baca ceritanya kok bisa ya temen baik tega-teganya nipu kayak gitu. Semoga Mas dilancarkan ya untuk melunasi hutang yang sebenarnya bukan milik Mas itu :”)
LikeLiked by 1 person
Terima kasih Mas,
Kami sendiri juga heran, ada juga yang seperti ini.
Semoga ini menjadi pelajaran bagi teman teman yang lain.
LikeLiked by 1 person
Aamiin, semoga sama-sama bisa ngambil hikmahnya ya Mas 🙏
LikeLiked by 1 person
di kantorku dulu juga ada yg begini. Moral of the story : jangan terlalu terikat scr emosi dengan teman kantor karena kita tidak benar2 tahu siapa dia sebenarnya. teman kantor adalah untuk urusan kantor, lain bukan. 🙂
LikeLiked by 1 person
nah ini dia yang benar : JANGAN TERIKAT SECARA EMOSIONAL… ya ya ya, Menjadi pelajaran berharga
LikeLiked by 2 people
Aduh turut prihatin… 😦
Sungguh tega orang yang kita anggap dekat seperti itu malah menjerumuskan kita dalam kesulitan. Pelajaran yang sangat mahal harganya.
LikeLiked by 1 person
iyaa, jaman sekarang janji hanyalah tinggal janji
LikeLiked by 1 person
Slamat pagi
LikeLiked by 1 person