Gancik Hill Top

Hari minggu kemarin saya di ajak teman untuk ikutan mendaki Merbabu via Gancik. Dia kata untuk refreshing mind, body and soul.

Saya sih langsung meng iyakan, kebetulan sudah sangat lama saya tidak pernah lagi gendong-gendong carrier dan ngopi di gunung. But wait…ini kan musim hujan, saya menduga nanti pasti akan banyak kendala di jalan, saya sempat berdiskusi masalah ini,  namun teman saya itu meyakinkan bahwa semuanya pasti akan baik baik saja, toh awan kan di bawah puncak Triangulasi, jadi di sana pasti tidak akan bertemu hujan.

Iya sih dipuncaknya, namun kan dalam perjalanannya akan ketemu juga.

Dan dugaan saya ternyata terbukti, setelah melewati Boyolali Kota yang terkenal dengan Susu Segar Boyolali itu (Sugarli) di beberapa tempat  pinggir jalan sebelum Cepogo terpasang spanduk  besar yang menunjukkan bahwa pendakian ke Gunung Merbabu DITUTUP !!!. Yess…dengan bangga saya nyeletuk APA KATAKUU!!!

Namun kami tak patah arang, maka dengan cepat kami memutuskan untuk main saja di Gancik sebentar dan setelah itu langsung kembali ke Solo tanpa perlu nge Camp.

Oh ya, Gancik itu masuk di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Untuk lebih detailnya dapat mencari via Google Map saja  hehe.

Untuk mencapai Gancik tidak sulit, di pinggir jalan raya sudah terdapat petunjuk arah resmi yang berwarna hijau. Saya menemukan 3 buah penunjuk arah ke Gancik, namun jangan bingung, rute manapun yang di ikuti pasti akan sampai ke Gancik. Jalannya meskipun tidak beraspal tapi sudah halus berbeton yang dibuat tidak licin.Ya

image

Setelah mengikuti rute itu kami sampai di gerbang Gancik,  biaya masuk adalah 5.000 per orang ditambahkan parkir 2000 (motor).

Di tempat itu mereka sudah menebak dengan pertanyaan
“ muncak mas?? Sekarang lagi di tutup hlo!! “
Kami menjawab ,” Rencana awalnya seperti itu mas, namun kami hanya ingin melihat Gancik Top Hill saja,”
” Dari mana mas?”
“ Kami dari Wonogiri, Mas”
“ Wah jauh ya”
“ Iya” , yailah mas Wonogiri dengan Boyolali itu termasuk dekat. Atau sebenarnya dia belum tahu letak Wonogiri itu di mana, jadi ketika mendengarkan nama kota yang kelihatan asing dia akan menduga bahwa kota itu jauh.
“ Nanti parkirnya, ikuti jalan ini lurusss, mentog kemudian kiri sampai rumah yang terakhir ya mas”
“ Okay mas, thanks ya”
“ You’re welcome “ weh..saya beneran kaget dengan jawaban itu.

Setelah mengikuti arahan mas masnya kami akhirnya sampai. Tempat parkirnya di rumah penduduk yang ada di sekitar yang merangkap menjadi warung kopi sederhana, meskipun seperti itu jangan khawatir dengan keamanannya,  tenang saja pasti aman kok karena tempat ini sering di jadikan sebagai basecamp para pendaki untuk menitipkan kendaraannya.

Setelah kami tanya mengapa jalur pendakian semuanya di tutup, mas mas yang jaga mengatakan bahwa saat ini sangat berbahaya karena tanah menjadi rawan longsor dan cuaca juga tidak dapat ditebak, meskipun cerah kadang-kadang tiba-tiba dapat berubah menjadi badai dan awan petir.

Setelah memarkirkan motor kami kemudian di tawari mas mas yang memakai jaket hitam bertuliskan Go-Jek (Gancik Ojek, he he) untuk mengantarkan kami sampai puncak dengan tarif sekali jalan 10.000 (naik saja/turun saja). Kami menolak dengan sopan karena saya pikir tempatnya tidak akan jauh, jadi tidak perlu lah mengeluarkan uang hanya karena kami malas jalan kaki.

image

Eh, ternyata yang namanya Gancik itu diluar dugaan jauhnya. Saya mengira seperti tempat wisata pada umumnya dimana tempat parkir biasanya menyatu dengan objek wisatanya, eh ini ternyata lain. Udah jauh dari tempat parkir ditambah lagi dengan jalan yang menanjak. Rutenya benar benar dapat membuat perokok berat sekarat di jalan. Hla wong kita saja yang  menganut paham hidup sehat ketika ngobrol di jalanan yang keluar dari mulut lebih banyak H nya dibandingkan kata yang lain.

Baru seperempat jalan saja kami sudah ngos ngosan dan keringat sudah basah, meskipun udaranya sejuk. Apalagi saya yang sudah lama tidak naik gunung, otot kaki dan jantung belum dapat beradaptasi dengan kondisi seperti ini.
Dari jalan ini sudah kelihatan Gancik nya, namun itu akan membuat orang yang lemah iman menjadi rewel, karena tempat nya tinggi banget.

image

Setelah beberapa istirahat yang banyak, dan jajan cilok, sampailah kami di atas. (Penjual ciliknya memberi tahukan rute memutar Yang lebih landai dan langsung sampai di dasarnya dengan sepeda motor.

Bagaimana pemandangannya? Luar biasa. Dari arah sini kami dapat menikmati indahnya Gunung Merapi yang eksotis itu, ketika cuaca cerah pengunjung dapat melihat dengan jelas puncak Merapi yang masih mengeluarkan asap. Yang jelas akan terbayar dengan lunas semua rasa capeknya dari bawah tadi.

image

Namun waktu itu kami hanya beberapa saat saja dapat menikmati pemandangan indah ini, karena sejurus kemudian kabut turun dengan pekat dengan jarak pandang maksimal hanya sekitar 10 meter saja, sehingga pemandangan di sekitar menjadi kelihatan berbau mistis. Eh tiba-tiba jadi ingat suatu scene dengan judul Kasaput ing pedhut.
**************
Tempatnya instagramble ? Pastinya.
Banyak abg narsis dan mesra-mesraan? Sudah tentu.
Banyak warung? Tidak. Namun ada.
Sampah? Tidak banyak.
Jalan? Halus, di cor semen sampai atas.
Sinyal ? Bagus.
Toilet? Ada. Jangan kaget kalau airnya sedingin es, eh ini di gunung ya.
Dapat melihat sunset? No.
Sunrise? Yes.
Ketemu Bule? Iya, from Germany.
Banyak kejadian mistis sepasang anak muda yang tiba tiba saja keluar dari semak atau batu? Banyak.
Bisa di capai dengan mobil? Tidak bisa. Mobil hanya dapat sampai di gerbang pembelian tiket. Kalau nekat ya silakan pulang hanya tinggal nama.
*******************
Waktu itu saya sangat bahagia di sana. Sangat. Bukan karena pemandangannnya indah atau apalah, namun karena pengunjung cowok rata-rata tidak ada yang ganteng, he he..jadi ya alhamdulillah saya mempunyai banyak teman senada dan tidak merasa paling jelek sendiri. Saya paling sedih kalau ke tempat wisata itu isinya banyak orang ganteng dan bersih bersih itu,mau gaya ini itu tidak enak rasanya.

Okay, Setelah puas menikmati pemandangan foto sana sini dengan sudut yang aneh aneh, kami kemudian mampir warung terdekat untuk sekedar ngopi dan makan mie goreng ala anak kos. Sebenarnya sih kami tidak butuh namun ya kami mau sedikit membantu mereka yang berjualan itu, hla daripada uang saya kasihkan kepada para juragan itu kan lebih baik untuk pedagang kecil macam seperti ini.

Ketika kami turun ternyata hujan juga ikutan turun dan dan menemani kami sampai di Solo. Kabut yang melingkupi Gancik juga semakin tebal.

Mengenai Ojek, siapkan mental yang bagus. Pe Ngojek ini sangat lihai ketika melewati jalanan sempit, menanjak dan menurut serta kelokan tajam. Di samping kiri jalan merupakan jurang, namun mereka santai saja ngebut meskipun jalannya juga sangat licin, jadi ya teriak teriaklah sepuasnya ketika menggonceng. Yang liat saja terasa ngeri apalagi yang naik.
*********************************
Saya selalu menyukai pemandangan dari ketinggian, entah kenapa ada rasa yang berbeda, saya tidak bisa menjelaskan dengan kata kata yang tepat.

Dibandingkan ke pantai saya lebih suka naik gunung meskipun membuat telinga terasa budeg ketika sampai di dataran rendah. Meskipun kadang membuat kaki menjadi sakit untuk diajak sholat selama berhari-hari. Meskipun harus rela sarapan dan makan malam dengan mie instant buatan sendiri yang di masak di atas parafin dengan kompor dari potongan kaleng minuman bersoda serta pengaduk ranting pohon. Meskipun ketika sebelum buang air harus bilang “ permisi mbah, aku mau buang air !!Numpang ya?”. Meskipun harus rela berpura pura tidak mendengar dan melihat sesuatu yang aneh kepada teman teman agar mereka tidak ikut dalam ketakutan.

Banyak orang berkata dengan sinis seperti sini, “ ih ngapain capek capek naik gunung yang pada akhirnya juga turun lagi? Mending dirumah saja tidur. Ini mau wisata kok malah capek”.

Huft…ini pertama kalinya saya membuat postingan dengan jumlah kata melebihi 1.000.
End.

31 thoughts on “Gancik Hill Top

      1. Hehe iy sih, cm ya itu kalo kegunung capeknya kebayar sma suasananya, kalo deket pengin tuh ke gancik hill top, sayangnya jauh banget dari tempat aku.. 😭

        Like

  1. Ganciiik.. kayaknya baguuus. Tp belum pernah ke sana.
    Kalau kita ke pintu masuk pendakian Selo bakalan keliatan kan Mas? Kalau ga salah dulu temen saya pernah ngasi tahu arah ke gancik, tp kita ga mampir pas habis muncak.

    Saya suka tempat ketinggian juga, rasanya beda saja. Pegunungan, bukit2…
    Tp suka pantai jg sih 😆

    Like

    1. Kalau cuaca lagi bagus ya Indah banget.. sebaiknya sih agak pagi sebelum tertutup awan.

      Ini malah sebelum kecamatan Selo, .. kalau ke Selo dari Solo pasti akan melewati Gancik.

      Halah, gimana toh mbak, katanya suka gunung kok pantai juga? 😂

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s