Capillary Hoop Stove

Hai, Selamat Pagi.

Sebagai orang yang menyukai kegiatan luar ruang. Maka saya selalu mencari peralatan memasak yang murah, efektif dan efisien. Salah satu peralatan masak utama itu adalah kompor. Kenapa harus kompor? Kenapa tak menggunakan kayu saja ketika memasak? Ya itu jelas kami lakukan ketika tidak turun hujan. Bagaimana jika kondisi lingkungan semua basah? Tak ada kayu yang bisa dibakar? Satu satunya jalan ya menggunakan kompor untuk memasak.

Pilihan kompor yang praktis dan ringan ada dua, yaitu kompor gas dan alkohol/spiritus. Kompor gas praktis , efisien dan cepat panas, tinggal tancapkan ke socket dah bisa dipakai, namun kelemahannya, sulit mencari tabung atau canisternya, sekalinya ada maka harganya mahal (21.000). Sedangkan kompor alkohol murah dan mudah bahan bakarnya (12.000, beli di toko bangunan), tapi slow to cook dan tak ada pengaturan besar kecilnya api. Jadi harus pakai manual yaitu mengangkat sedikit cooking setnya di atas api.

Maka dari itu, saya lebih memilih alkohol karena alasan-alasan logis diatas. Murah dan mudah.

Awalnya saya ingin membeli yang langsung jadi saja biar tak ribet, setelah browsing sana sini banyak yang jual dengan harga yang tinggi (lebih dari 150.000) hanya untuk sebuah kaleng biasa saja. Jadi saya memutuskan untuk membuat sendiri saja dari kaleng bekas minuman ringan. Ha ha.

Dengan mengandalkan Internet, saya mendapatkan referensi mengenai tutorial membuat kompor yang baik. Dengan acuan harus hemat bahan bakar dengan nyala api tornado.

Saya menemukan tipe capillay hoop stove yang dipopulerkan oleh Tetkoba dari Jepang. Kompor ini memang kelihatan sederhana dari luar, tapi tak sesederhana cara pengukuran dan pembuatannya.

Kompor ini memiliki dua dinding. Dinding luar dan dalam. Yang luar polos, sedangkan didalamnya dibuat berlekuk sebagai lubang kapiler untuk mengalirkan alkohol ke atas, kemudian menjadi uap panas dan terbakar. Tujuannya untuk mengefektifkan bahan bakar agar tidak terbuang percuma. Dengan membuat lubang secara serong, maka akan didapat nyala api yang memutar seperti tornado.

Bahan utama kompor ini hanya sebuah kaleng bekas minuman ringan yang kecil. Contohnya Milo atau Nescafe itu. Kemudian dirakit sesuai dengan pakem yang telah diriset oleh Tetkoba di channel-nya.

Saya sudah mencoba menggunakan kompor ini di kos an untuk memasak air. Dan hasilnya, untuk membuat air sebanyak dua gelas gede mendidih, membutuhkan waktu sekitar 6 menitan. Dengan konsumsi spiritus tak sampai ketinggian 3 cm. Sedangkan untuk acara goreng menggoreng lancar. Misalkan tempe, sosis, tahu, atau memasak sarden. Lumayan membantu sih.

CHS ini lumayan hemat jika dibandingkan dengan “kompor” oldschool yang hanya tinggal potong kaleng bekas minuman bersoda itu lalu menuangkan spiritus dan langsung membakarnya, ini sangat jauh lebih efektif dalam penggunaan alkohol. Akan lebih hemat lagi jika cara pembuatannya rapi, dan telaten.

Kelemahan dari kompor jenis ini yaitu tak kuat menahan angin. Maka windshield wajib punya agar panas yang dihasilkan dapat maksimal.

Untuk tutorial lengkapnya silakan cari sendiri di YouTube dengan kata kunci Capillary Hoop Stove. 

Have a nice trip.

14 thoughts on “Capillary Hoop Stove

  1. kayaknya hare gene udah gak ada yang pake kayu lagi deh
    lha kompor portable kan harganya udah murah
    lagian pas saya kemping ke malang sekitar 14 tahun lalu juga udah pake kompor
    xixixi

    Like

    1. Tujuannya hanya untuk penghangat badan, sekalian untuk masak.meskipun ada sleeping bag. Feel-nya akan terasa jika memasak menggunakan kayu bakar tuh. Sensasinya beda..ha ha

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s