
Saya tinggal di desa, jadi masalah physical distancing dan social distancing levelnya udah insane. Lha wong sukanya ke kebun, main tanah, bakar-bakar, atau bergaya survival seperti di YouTube itu.
Gini, kebetulan belakang rumah saya terdapat perbukitan yang terbengkalai bertahun-tahun. Karena gak ada waktu dan tenaga mengolahnya. Hanya ada pohon sengon yang udah gede siap ditebang. Setelah saya banyak di rumah, saya baru menyadari bahwa lahan ini bisa menjadi penghasilan tambahan yang menggiurkan.
Jadi di lahan kosong itu saya tanami pisang, pepaya, durian, ubi ungu, apel dan murbei. Bibitnya saya peroleh dari dinas kehutanan dan ada juga atas kebaikan beberapa teman yang hobi menanam. Sedangkan pohon apel merupakan hasil oleh-oleh dari Selecta dua tahun lalu.
Saya fokuskan ke pisang dan pepaya dahulu karena dua pohon ini bisa mendatangkan uang dengan cepat.
Pisang pasti laku dijual kemana saja. Dari bayi hingga manula semua suka. Sedangkan pepaya bisa dijual daunnya per ikat 2000.
Jika saya bisa menanam paling enggak 500 batang saja, maka untuk dapat duit saya nanti gak perlu susah-susah kerja. Tinggal ke kebun, petik-petik, dan jadi deh. Saat ini saya baru menanam 100 an batang.
Kalau pohon durian memang butuh waktu yang lama. Gak tau nanti cocok atau enggak tanahnya. Karena tanah akan berpengaruh juga terhadap rasa buah. Lagian di lingkungan saya belum ada pohon durian yang bisa berbuah.
Inilah salah satu cara saya agar mencapai financial freedom kelak ketika tua. Saya kira inilah yang paling masuk akal untuk dapat duit, daripada bermainlah investasi yang bikin spot jantung.
Ayo yang merasa laki-laki, selagi masih muda tanamlah pohon yang nanti bisa berbuah duit!!!
Have a nice day!
Wah kereeen mengisi waktu luang dgn menanam buah π
Ayahku jg suka nyuruh bertanam buah, kalau kita gabisa nikmati hasilnya, paling engga ttp bisa memberi manfaat bwt anak/saudara hehe
LikeLiked by 1 person
Lha hidup di desa sih, Nad. Mo ngapain lagi coba?
Wah bapaknya bijaksana banget ya, semoga menurun ke Putrinya
LikeLike
Aku juga hidup di desa~
Haha iya soalnya nenenkku dulu suka nanam buah2an, dan skrg ketika nenekku udah ngga ada, anak cucunya masih bisa merasakan nikmatnya makan buah yang ditanam beliau π
LikeLike
Enak banget ya cucunya tuuu.. tinggal main petik aja
LikeLike
Financial freedom yang keren.
Ini juga dilakukan oleh orangtuaku sejak lama. Menanam pohon dan suatu saat pohon tersebut akan menghasilkan. Walaupun bukan untuk dijual tapi jadi sarana berbagi bagi siapa saja. Apalgi kalau pohon buah-buahan tidak harus memakan banyak tempat, di sudut ladang juga bisa selagi pepaya dan pisang terus berproduksi.
Keren dirimu boss, masih muda tapi pemikiran sudah jauh .
LikeLiked by 1 person
Nah itu lebih maju dari saya.
Lha saya tak mau masa tua nanti gak punya duit buat bayarin cucu cucu sih π, kan gak mungkin kerja terus-menerus seperti sekarang. Ada saatnya pensiun.
LikeLiked by 1 person
kebiasaan di kampung saya, orang tua nanam jati nanti anak cucunya yang manen untuk buat rumah
LikeLike
Di tempat saya sih juga, tapi karena lama banget besarnya pada beralih ke sengon dan gembilina..eh apa ya namanya
LikeLiked by 1 person
Beruntung yang masih tinggal di desa dan punya tanah untuk ditanami. Kalo di kota pasti kepikirannya bikin kos-kosan atau kontrakan. π
LikeLiked by 2 people
Iya bener, kosan.. jualan… parkiran dll..beda sih, jadi menyesuaikan tempat saja
LikeLike
Apadaya yang di Jakarta udah kehabisan lahan kosong. Makanya udah buah dan sayuran, cuma bisa nerima pengiriman dari luar provinsi.
LikeLiked by 1 person
Itupun penuh rasa was-was ya
LikeLike
Aku menuju financial freedom…ngebayangin punya kos-kosan 10 kamar. Hmm…tinggal ongkang-ongkang kaki nunggu anak kos bayaran. Yha… ngebayangin aja dulu π
LikeLiked by 1 person
Tak apa hanya ngebayangin saja, daripada gak ada bayangan dan impian. Itu lebih buruk lagi,ha ha..
LikeLike
Keren Mas. Semoga tumbuh dg subur dan menghasilkan
LikeLiked by 1 person
Terima kasih, Mbak. Semoga sesuai dengan rencana semula.
LikeLiked by 1 person
Sama-sama, Mas. Aamiin Aamiin
LikeLike
Senangnya di kampung…. kami musti sabar terkungkung di rumah, jadi lakukan apa yang bisa dilakukan di dlm dan sekitar rumah.
LikeLiked by 1 person
Ya ada senangnya dan ada enggaknya, pada bandel disini kalau urusan jaga jarak
LikeLike
Iya betul… ternyata perjuangan memneri pemahaman kpd tetangga kita tentang pandemi covid19 tidak semudah membalik telapak kaki
LikeLiked by 1 person
Kalau mereka udah bilang pasrah kepada Allah.. hadeh ya sudahlah
LikeLiked by 1 person
Bagus ide financial freedom nya! Mengisi wkt luang di kala hrs physical and social distancing, trs kl sudah pd tumbuh hasilnya bs lgsg dijual atau diolah jd produk lain yg pny nilai tambah.
LikeLiked by 1 person
Terimakasih, ini terjadi karena saya malas untuk belajar instrumen investasi zaman sekarang. Jadi saya ambil yang paling masuk akal dan mudah.
LikeLike
“Pisang pasti laku dijual kemana saja. Dari bayi hingga manula semua suka.”
Sayangnya tidak demikian dengan kedua anak saya. Mereka membenci pisang. Mencium aromanya saja mereka bakal langsung ngibrit. Makanya pisang menjadi senjata saya ketika mereka rewel, saya akan menjejalkan pisang ke mulut mereka jika marah marah nggak jelas, dan mereka pun langsung π, menutup mulut mereka… π€£π€£π€£
LikeLiked by 1 person
Nah walaupun gak disukai anak kan tetap beli, untuk nakut nakutin π.
Lha ini kok phobia jenis aneh
LikeLiked by 1 person
waahahaa ena banget, punya lahan yang bisa dimanfaatin gitu yak π sangat bermanfaat sekali stayathomenya π
LikeLiked by 1 person
Enak gak enak semua dirasakan saja, Mas π
LikeLike
Benarr juga yaaaa, biar tida ribet-ribet amat idupnya.
LikeLiked by 1 person
Ho oh, ngapain dibuat pusing
LikeLiked by 1 person
Kapan-kapan boleh ikut main ke desanya, kak?.
Senang lihat suasana asri pedesaan begini …,keingetan desa nenek buyutku.
LikeLike
Luas nian kebunnya..
LikeLiked by 1 person
Gak juga sih, tapi jika dibandingkan dengan kota ya termasuk luas.
LikeLike
Lol..
LikeLike
Keren banget mas. Insya Allah 1 dekade ke depan sudah aman ituuuuuu petik hasil. Rezeki melimpah, amiiin.
LikeLiked by 1 person
Amiin..hanya itu yang paling mudah dilakukan dikampung tanpa modal
LikeLike
Wow! Good banget tuh. Bercocok tanam, dipanen buat sendiri + dijual. Bermanfaat bagi diri sendiri dan orang banyak.
ehe
LikeLike
Bener banget, lha di kampung sih
LikeLike
semoga sukses
LikeLiked by 1 person
Makasih banget doanya, kamu juga sukses
LikeLike
aamiin
LikeLike
kerenn π
LikeLiked by 1 person
Makasih lho ya π
LikeLike
Wah enaknya bertanam. Punya tanah luas menyenangkan ya. Btw blog ini kunominasikan sebagai peraih Liebster Award. Cek 11 pertanyaannya di blogku yaπ
LikeLike
Wah aku?ππ Tersanjung banget lho ya , bisa bisanyaa..
LikeLike
Stay at home yang positif. Kalau dulu almarhum ayah sering mengajakku menanam singkong di kebun.
btw, tampilan blognya baru.
keren
LikeLiked by 1 person
Singkong adalah tanaman yang mudah dibudidayakan di area yang minim nutrisi
LikeLike
#Stayathome yang produktif. Lanjut!! π
LikeLiked by 1 person
Lanjutkan!
LikeLike
Jadi, udah bisa bikin panen buat goreng pisang belum ?
LikeLiked by 1 person
ya belum dong, kan baru beberapa bulan
LikeLike
Nice blog
LikeLiked by 1 person
hallo mas, apa kabar? lama juga ga mampir ke sini ada 2 tahun mah yaa.. btw ini nama blognya ganti ya? hihi..
ngomongin kegiatan berkebun, aku juga baru panen daun katuk nih kmrn. meski lahan ga luas2 amat, mayan lah bisa nanem2, yaaa blm bisa dijual kayak punya mas seta sih
LikeLiked by 1 person
Kabarnya sedang bahagia, iya ni lama banget.
Daun katuk? buat apaan?
LikeLike