Bekal Makan Siang?

Dulu saya sering membawa bekal makan siang kemana-mana. Entah main, kerja atau hanya piknik gak jelas. Alasannya bukan karena ingin menghemat pengeluaran biar bisa menabung atau memakan kombinasi menu yang sehat dan higienis. Namun lebih terhadap rasa sayang ke kotak makan yang udah dibeli dengan harga mahal. Akibat bujuk rayu katalog gilap yang disodorkan pemilik senyum manis.

Kebiasaan itu hanya berjalan beberapa minggu saja. Setelah itu stop selamanya. Karena bosan dengan rutinitas yang ribet. Gimana gak ribet coba, pagi-pagi harus nyiapin menu, masukin ke kotak, masukin ke tas, kemudian dibawa pulang kembali. Hadeh..gak praktis sama sekali. Bikin tas saya makin kembung sahaja. Apalagi jika nasi dan lauk menjadi bercampur dan padat..eewww. 

Bukan sok sokan sih, saya terbiasa dengan makanan yang fresh karena tinggal di kampung. Segala bahan makanan itu segar dan baru. Jadi kalau liat makanan dibungkus itu gimanaaaaaa gitu.

Asal kalian tau, di kota saya banyak berdiri warung makan yang harganya bervariasi, mulai nasi sambal seharga 2.000 saja hingga yang puluhan ribu. Lengkap. Udah gitu menunya juga gak ngebosenin dan pasti enak. Kalau gak enak ya tinggal ganti warung aja. Coba bayangkan kalau masak sendiri? Enak gak enak ya harus dimakan.

Akhirnya, saya putuskan hanya membawa botol minum saja ketika pergi kerja. Bukan botol yang mahal itu, tapi hanya bekas dari botol air mineral. Kelebihannya, kalau saya bosan tinggal buang ke tempat sampah saja. Selain itu jika dia tertinggal di suatu tempat, saya gak perlu panik dan heboh sendiri. Cukup beli lagi di warung.

Saya juga bukan penganut aliran bawa sendiri sedotan dan alat makan itu. Ribet dah. Saya lebih sederhana dari itu. Kalau pengen sedotan ya tinggal beli Gery Chocolatos saja, lebih enak dan bisa dimakan kalau dah selesai.

Bagi saya, membawa bekal makan siang itu gak laki. Bukan berarti kalau bawa bekal itu keliatan perempuan ya bukan. Galibnya, seorang laki-laki itu akan keren jika nongkrong di warung kopi sambil mengobrol dengan teman-temannya. Sambil membicarakan kerjaan, harga burung atau gosip seorang wanita yang baru menjanda di kota. 

Seorang laki-laki akan keren apabila bisa mentraktir makan siang teman-temannya.

So, saya bisa keluar rumah hanya membawa smartphone dan dompet sahaja.

25 thoughts on “Bekal Makan Siang?

  1. Kalau aku selagi sempat bawa bekal lebih suka. Pertama hemat. Ke dua , yakin dengan kebersihan makanan yg dibawa. Gpp kurang keren dikit. Udah laku soalnye
    Hehehe

    Like

  2. Mungkin lebih ke arah sosialiasi yaa? Karena kadang jam makan siang dimanfaatkan juga untuk sosialisasi dengan teman-teman yang lain.
    Tapi tetap sih I stan for bawa bekal! Haha lebih sehat dan hemat 😂 apalagi buat anak kos macam saya.

    Liked by 1 person

  3. Isi tas: minuman botol sesekali, HP jelas, Buku otomatis, alat tulis juga otomatis, cemilan sesekali juga deh.

    Yang pasti dompet. Kalau bekal makanan nyaris ga pernah kecuali lagi ada pesta kebun sama nenek.

    Liked by 1 person

Leave a comment