
Hai, teman-teman.
Sewaktu masih kuliah, saya menggunakan Suzuki Shogun 110 FD keluaran tahun 1997 sebagai daily ride. Motor kebo ini merupakan generasi terakhir dari eranya, setelah itu digantikan Shogun 110 yang sama dengan punyanya Ariel.
Pada waktu itu, teman kampus rata-rata menggunakan motor terbaru yang lebih kinclong, jadi ketika di parkiran, ni motor paling mencolok diantara yang lain karena tuanya. Apalagi di parkiran Mall, dari jauh aja dah keliatan sosoknya, jadinya gak perlu pencet remot biar berkedip genit.
Motor ini dibelikan Bapak pada suatu masa untuk menunjang transportasi sekolah waktu SMA, karena sulitnya angkot dari desa ke terminal bus Sebenarnya sih saya pengen matic, tapi yang dibawa pulang malah ini. Bapak memang gak pernah membelikan kami benda yang shiny , kekinian atau premium, tapi lebih kepada fungsi dari benda yang kebeli. Ini aja dulu gak nyampe 4 juta harganya.
Yang saya suka dari motor tua ini adalah tenaganya yang macam badak. Mulai dari rpm bawah, tengah dan atas ngisi mulu. Maka dari itu, saya sering memanfaatkannya sebagai mesin angkut. Misalkan bawa karung pupuk, jagung, kayu bakar, rumput dan kadang beli dedak untuk ayam bangkok kesayangan. Meskipun hanya 110 cc tapi kalau diajak nanjak gak butuh rpm lebih tinggi daripada motor sejenis. Padahal ya, jumlah mata gear depan dan belakang masih standar dari sononya. Dia juga masih bertenaga meskipun knalpot nya udah ngebul. Selain itu, setangnya mantab, gak mudah godek, nyaman banget untuk perjalanan jarak jauh. Namun yang bikin sebal adalah dia mengkonsumsi oli mesin juga. Dalam beberapa perjalanan, volume olinya pasti berkurang banyak, kalau gak sering diperiksa deepstick nya, bisa-bisa jebol tuh mesin.
Dari ketiga motor di rumah, motor inilah yang seringkali membuat saya celaka. Sudah gak terhitung saya jatuh dari motor ini. Mulai dari terpeleset di rel Purwosari, jatuh di depan apotik, jebol mesinnya waktu kencan, nabrak orang di Sukoharjo waktu hujan, terjerembab di selokan, nabrak mobik sedan sampai penyok yang ternyata pemiliknya adalah temennya bapak, nabrak ibu-ibu karena mata meleng liat cewek imut berhijab di tepi jalan, dan yang terakhir adalah tertabrak teman sendiri di turunan depan rumah waktu mau nganter zakat fitrah Lebaran tahun ini. Andaikan di total jumlah kerugian dan perbaikan yang saya lakukan terhadap motor ini, sepertinya udah dapat motor baru deh.
Banyak orang berkata bahwa ketika motor sudah mencelakai tuannya lebih dari tiga kali, maka sebaiknya dijual aja biar gak berlanjut. Kemudian digantikan yang baru. Namun, saya masih sayang banget dengan motor ini, karena banyak kenangan yang kami lalui bersama. Setiap goresan yang menimpa motor ini, akan mengingatkan saya memori lama yang menunjukkan kenekatan, kebodohan, kecerobohan, keberanian serta kekonyolan yang pernah kami ukir pada jalan-jalan panjang di Jawa dan Bali.
Jadi, saya memang orang yang suka menyimpan barang yang memiliki peran dalam kehidupan saya. Entah itu kenangan indah atau buruk.
Salam.
Motor yang penuh dengan cerita suka dan duka.
Biasanya motor yang melekat di pikiran tuannya, selalu diberikan nama. Contohnya Tora Sudiro yang menamai masing-masing motor sesuai dengan SiKon (situasi dan kondisi) si motor.
Motormu ini punya nama?
LikeLike
engga sih, Mas. Saya hanya manggilnya si kebo aja , karena badannya gede dan susah belok
LikeLiked by 1 person
Nah berarti itu namanya ya.
Kalau saya dulu punya motor KTM, saya namakan Petronas
LikeLiked by 1 person
KTM yang mana, Mas? ada dua sih..KTM versi Inul dan KTM yang tulen
LikeLiked by 1 person
KTM yang mirip bebek. Bukan KTM utk jenis Trail, Mas.
LikeLiked by 1 person
oh, itu kami menyebutnya KTM inul 😂, kenapa dinamakan seperti itu, Mas?
LikeLike
Karena waktu itu sasis atau bodi motor yang ada tulisan KTM-nya dicabut terus diganti dengan Stiker bertuliskan Petronas.
Alasan lain knp piloh itu karena di tempat jualan stiker motor, tulisan yang cukup besar dan menarik hanya PETRONAS.
haha…
LikeLiked by 1 person
😂 iya sih, lebih keren itu om
LikeLike
Waduhh banyak sekali daftar celakanya v:
LikeLike
😞😞😞 iyaa, lebih sering karena rem depan yang terlalu pakem
LikeLike
Haduh haduh… mo dibuang motor kesayangan ya v:
LikeLike
udah di urusin, malah berkhianat pada Tuannya
LikeLike
Hahahah 😂😂 perlu di ganti kampas rem nih kayakna wkwkwk…
LikeLike
sekalian motor nya, Mas 😂 tapi gak tega
LikeLike
Saya juga punya motor yang sama, beli second, dan sama dia juga makan oli saat jalan, hingga akhirnya 3-4 tahun yang lalu saya turunkan dapur pacunya, servis dan ganti semua part yang perlu diganti, dan akhirnya sekarang motor ini jadi bagus lagi, *walau bodinya ga sebagus dulu, haha
LikeLike
emang legend nya Suzuki suka makan oli ya😞, sayangnya saya tinggal di kampung cari spare partnya susah,
Di cat ulang aja om, mantab hlo kalau untuk jarak jauh
LikeLike
motor antik memang banyak kenangan ya 🙂
LikeLike
bener banget, kenangan dalam menjalani kehidupan
LikeLike
LOL.
cekikikan baca kisah si shogun!
LikeLike
😂😂, pasti bagian yang jatuh ya
LikeLike
Dari awal sampai akhirkok.. Nano nano sekalii kisah ny
LikeLike
😂 yah namanya juga motor kenangan, lama bersamanya jadi nano nano
LikeLiked by 1 person
Ahh….. kenangan memang ruar biasa..
LikeLike
luar biasa dan hanya dimiliki oleh beberapa orang
LikeLike
Penuh kenangan banget ya motornya, hehe..
aku suka banget sama sogun, enak makenya…
LikeLike
Knalapot ngebul dan makan oli itu suatu kesatuan mas. Disebabkan karna ring piston sudah lemah atau pistonnya atau silinder nya mbaret, atau malah ketiganya. Inti nya kompresi bocor megakibatkan oli ikut masuk ke ruang bakar da ikut terbakar bersama bensin, jadinya oli berkurang, knalpotnya ngebul..
LikeLike