Suatu sore abis magrib, kami keliling mencari makanan di sekitar Alun-alun Kidul Solo. Karena begitu banyaknya penjual makanan berjenis-jenis, kami malah muter-muter mengelilingi lapangan lebih dari tiga kali kebingungan ingin menentukan pilihan warung yang cocok. Akhirnya saya memutuskan untuk menyempitkan kriteria warung itu harus penjualnya muda, cantik dan lebih penting lagi bersih.
Setelah setengah putaran, kami menemukan jenis warung tersebut. Warung itu bernama Wedangan Bu Nina, penjualnya cakep, bersih dan muda, mencolok diantara pedagang yang lain. Letaknya di sebelah timur menghadap ke arah timur. Jualannya semacam angkringan -jogja, kalau di Solo namanya adalah wedangan atau hik. Menunya ya standar, aneka minuman panas dingin dan tentu saja nasi kucing yang khas itu. Eh ada perbedaannya hlo antara Solo dan Jogja cara membungkus nasinya, kalau Solo biasanya meninggi sedangkan Jogja mendatar.
Alun-alun Kidul Solo termasuk dalam lingkungan keraton Surakarta Hadiningrat, maka dari itu tempat ini terdaftar sebagai cagar budaya. Di pinggir alun-alun banyak tersebar penjual makanan berat dan ringan, semuanya ada. Sedangkan di bagian tengahnya ada aneka hiburan untuk anak dan dewasa. Seperti sepeda hias yang kelap-kelip itu.
Yang menjadi maskot tempat ini adalah keberadaan kebo bule bernama kyai Slamet dan keturunannya. Kerbau ini disakralkan, dan akan diarak melewati jalan-jalan ketika malam satu suro sebagai pembuka barisan kirab keraton. Pada hari biasa, kalian bisa menjumpainya sedang berkubang di air menyejukkan diri. Pengunjung juga bisa memberi makan dengan cara membeli sayuran kangkung yang dijual oleh beberapa pedagang di sekitar kandang.
Alun-alun Kidul menjadi tempat berkumpulnya segala lapis masyarakat, mulai dari miskin sampai kaya, pengangguran sampai mahasiswa, lokal dan pelancong, tidak akan ada perbedaan.
Hadeh kriteria nyari makan bisa begitu ya. Wahai mbak-mbak yang cakep… Pindah kerjaan aja jadi bakul sego 😂😂😂
Alhamdulillah sudah sering ke Alun-Alun solo, tapi gak pernah memperhatikan sedetail ini. Jadi aku baca ini sambil mengingat-ingat. Ooo sebelah sana ya… Gitu.
LikeLike
bingung menentukan pilihan hlo mas kalau pedagang sebanyak itu, waktunya juga mepet, kalau milih yang sepi takut tehnya gak enak. Kekuatan angkringan kan wedang e yang seger.
Untung saja wedangan e Bu Nina mantab, terbukti dia lebih banyak pelanggan dibandingkan dengan yang lain
LikeLike
Oooo begitu. Sudah pengalaman nih? Risetnya sampai mendetail. 👍
LikeLike
bukan pengalaman mas, tapi kepo nya super
LikeLike
Istilah “hik” belakangan ini baru tahu. Kalau di Jawa Timur wedangan mirip sama warkop hehehe. Setuju soal pilih angkringan yg ramai sebagai indikasi teh/kopi yg enak.
LikeLike
iyaa mas, dulu saya kebingungan mencari hik ketika main ke Jawa Timur, eh ternyata masyarakat sana nongkrongnya di Warkop ya 😂
LikeLike
((( muda, cantik, dan bersih…)))
Ini mau nyari calon mantu buat ibuk apa gimanahhh.. wkwkwkwkwk..
Untungnya beneran mantab ya, klo ndak zonk jadinya…
LikeLike
😂iseng cari kriteria yang gitu daripada muter-muter lebih banyak lagi😂😂, kalaupun gak enak ya lumayan lah dapat hiburan
LikeLike
Wah ini sih bukan mau nyari makan 😂 tapi modusss
LikeLike
ya tapi kan tujuannya makan juga 😂
LikeLike
😅 pengalihan isu 😂
LikeLike
hla kan yang penting hasil dan tujuannya, kalau prosesnya dalam pencarian makanan itu sih lain
LikeLiked by 1 person
sudah lama ya ga ke solo, suasana malemnya itu bikin kangen sama hik nya tentu, masa harus cantik sih hehe, padahal langgananku di solo dulu mbah mbah haha
LikeLike
iya mas, lelaki emang seperti nya wajib ke hik untuk nongkrong.
ya kan segitu banyaknya jadi bingung😂
LikeLike
berhubung ga ada foto close up bu Nina, jadi saya anggap hoax 😀
LikeLike
itu ada mas, tapi burem 😂😂 kalau di zoom juga pecah. Emang dibikin penasaran biar masnya datang sendiri kesana😉
LikeLike
paling enak kalau sudah bakso bakar sama wedangan mas hehe
LikeLike
bakso bakar paling rame di Pojokan Selatan Timur😂😂, bersamaan dengan degan
LikeLike
waa iki, kulino sore sore mesti wkkwwk
LikeLike
hanya bakso maas…bakssoooo…😂😂
LikeLike
Kebonya emang bule ya… haha
LikeLike
😂😂 iya, lebih putih daripada kerbau biasanya
LikeLike
Ohh gitu, hahaha…
Dapetnya impor dr Ausi or NZ juga kah?
LikeLike
😂 engga juga, sejarahnya panjang sih kalau tentang Kebo Bule tu
LikeLike
Ooh, ada sejarahnya ya.. Aku pikir sapi import dr ausie atau nz, haha
LikeLike
enggak lah, mereka malah enggak bule seperti ini
LikeLike
Woalaah…kok bisa ya?
LikeLike
endi gambre kebo ?
LikeLike
di sebelah bangunan itu
LikeLike
Belum pernah ke alun-alun solo. Pernahnya simpang lima semarang. Jd penasaran dengan wedang jahe di alun kidul solo
LikeLike
kalau ke alun-alun kidul Solo, sebaiknya sore dan malam hari. Karena panas banget
LikeLike