Pengalaman Menjadi Anggota KPPS : Perekrutan

Tahun ini saya kejatuhan durian terpilih lagi menjadi anggota KPPS di kampung. Alasannya bukan karena memiliki kapabilitas tinggi, tapi semata gak ada yang mau 😂. Yang udah senior eneg duluan mau menghitung 5 jenis kertas suara. Dulu dua aja sampai malam, apalagi ini. Mungkin sampai pagi. Terus honor yang hanya 500.000 untuk anggota dan 550.000 untuk ketua. Jadi mereka pikir tak sesuai dengan beban kerjanya dan tanggung jawab yang gede banget.

Pemilihannya terkesan memaksa, sebab waktu itu saya baru aja bangun tidur. Masih dalam kondisi kebingungan saya sih iya-iya aja ketika Pak Lurah menjelaskan berbagai macam alasan yang mengada-ada. Ya kurang lebihnya seperti ini, “ kalau bukan kamu terus siapa lagi, Mas?” kalimat permintaan sekaligus berubah menjadi perintah. Ya udah saya terima aja, wong ya dapat duit, lumayan buat jajan.

Jadi habis dapat mandat itu, saya beserta 6 orang yang lain harus mengumpulkan fotokopi KTP, ijazah terakhir, materai 6000 , surat keterangan sehat dari Puskesmas (bayar 20.000), dan mengisi formulir yang telah diberikan oleh PPS. Kemudian dikumpulkan secara kolektif oleh calon ketua.

Itu aja dulu yang saya bagikan, sampai jumpa di postingan selanjutnya yaaa. Semoga berguna.

35 thoughts on “Pengalaman Menjadi Anggota KPPS : Perekrutan

    1. alkhamdulillah, setelah sekian purnama berlalu, Mbak Ikha mampir juga disini.

      Ho oh nih Mbak, ketiban duren dari Pak Lurah. Pak lurah juga kebingungan mencari yang mau. Sekarang ini kan TPS nya dibuat per Dusun.

      Like

  1. Wah bisa dijadikan pengalaman berharga kak bisa jadi bagian dari panitia pemilu, sehingga bisa berinteraksi dengan masyarakat dan bisa mengetahui proses pesta demokrasi di indonesia 😉

    Like

Leave a comment