Belakangan ini ada satu kebiasaan saya yang hilang, yaitu menggunakan flashdisk untuk menyalin berkas dari satu laptop ke laptop yang lain. Sebagai gantinya, saya memanfaatkan smartphone dengan bantuan kabel data.
Alasan utamanya karena lebih praktis daripada flashdisk. Jika memakai flashdisk, saya masih melewati banyak kerepotan. Mulai dari membuka tas, mencari tempat pensil, dan memilih flashdisk yang sesuai. Apakah memilih warna pink atau ungu. Ribet banget, kan? Sedangkan smartphone, barang ini selalu tidak jauh dari jangkauan saya.
Namun, tidak semua kabel dapat digunakan untuk memindahkan data. Ada jenis yang sekedar untuk mengisi daya. Sehingga ketika mencolokkannya ke pc, tidak akan terkenali. Kabel jenis ini biasanya datang bersamaan dengan powerbank.
Jika lupa membawa kabel data, saya menggunakan aplikasi AirDroid. Aplikasi ini memiliki fungsi yang sama persis dengan kabel data. Seperti menyalin, menghapus bahkan memasang apliasi. Cukup memanfaatkan sambungan wifi, maka saya dapat mengeksplorasi isi smartphone dengan mudah.
Selain menyalin file yang ukurannya kecil, saya juga memanfaatkannya untuk menyimpan file film bajakan yang segera akan saya tonton. Dan ketika sudah selesai, maka saya akan menghapusnya agar ruangnya lebih lega.
Meskipun demikian, saya masih tetap menggunakan flashdisk untuk menyimpan data, tapi data-data itu bersifat permanen dan maha penting. Contohnya adalah daftar nilai, aplikasi, excel dan lain-lain. Itupun tidak hanya satu flashdisk, tapi mempunyai 5 buah. Isinya berbeda-beda sesuai dengan level pentingya. Satu hal yang belum menyamai flasdisk adalah kemampuan untuk bootable via BIOS.
Selain itu, saya menyimpan tiga buah hardisk eksternal yang berisi koleksi film, ebook, aplikasi windows dan foto-foto kenangan (dengan mantan).
Era penyimpanan awan membuat UFD menjadi tidak terlalu bermakna. Tapi walau saya tidak perlu flashdisk, bukan berarti yang lain juga tidak membutuhkan. Punya UFD kadang cuma buat dipinjamkan.
LikeLiked by 2 people
seperti sebuah keharusan sih kalau ufd. sebagai tempat cadangan saja ketika ada alasan
LikeLike
Flashdisk masih saya pakai buat ngeprint tugas kuliah di sekitar kampus. Walau kadang bonus virus. Pernah pakai hape kan.., malah kemasukan virus.. data2 jadi shortcut semua.. jadinya selalu siap flasdisk buat ngeprint2 #teamflashdisk 😁
LikeLiked by 1 person
betul banget. Peran flashdisk bagi saya sebagian besar untuk membawa pesanan download film dan sebagai emergency os
LikeLike
Wow ruangan penyimpanannya banyak banget tuh. Ada hardisk eksternal dan flashdsik. Aku yang suka nonton film, penasaran nih. Koleksi filmnya apa saja?
LikeLiked by 1 person
karena saya kadang menjadi sukarelawan teknisi lab, maka harus memiliki banyak aplikasi backup, mulai dari windows xp sampai windows 10,
kalau film, saya malah menyimpan yang tidak populer
LikeLike
ternyata pa guru ini serba bisa. salut!
kalau film yang tidak pupuler tapi berkualitas sih oke-oke aja menurut saya.
LikeLike
ya karena kepepet tak ada orang lain yang disuruh, Om. jadinya belajar sendiri.
lebih banyak drama daripada action
LikeLike
Kalo aku kirim email sih tiap mau ada sesuatu yang dikirim ke hp. Kalau pake kabel data, agak susah nyarinya, karena folder hpku berantakan bat.
LikeLiked by 1 person
tidak usah dalam folder, cukup diletakkan di luar folder utam, akan mudah ditemukan
LikeLike
Wah, mantap ini, Kak. Saya pernah juga menggunakan metode praktis seperti ini, tapi entah kenapa sistem didalam smartphone saya yang malah diserang virus (sepertinya dari komputer yang saya gunakan untuk memindahkan data). Kejadiannya sudah lebih dari 3 kali malah. Apakah ada saran kak, untuk meningkatkan sistem keamanan data di smartphone, terutama untuk yang sering melakukan trasnfer data seperti ini ?.
Sejauh ini, untuk transfer data, saya lebih suka menggunakan dan menganjurkan menggunakan jasa email dan penyimpanan otomatis yang dimiliki email (Misalkan Google Drive), meskipun terbatas, yang penting aman hahahaha
LikeLike
belum ada solusi yang benar-benar ampuh untuk menangkal virus. Tapi salah satunya adalah menggunakan sistem operasi komputer yang berbeda dengan yang lain. Sehingga si virus tidak bisa berkembang biak. Seperti yang saya lakukan, saya menggunakan sistem operasi Linux, bukan Windows. Karena virus pada dasarnya didesain untuk Windows, sehingga ketika sampai di Linux , mereka tidak bisa berkutik.
tapi ini bukan sesuatu yang mudah.
Itu ide bagus,tapi jarang saya pake, karena tidak semua orang mau memanfaatkan cloud system. katanya tidak praktis.
LikeLiked by 1 person
Kak, Ayu ngak terlalu paham dengan Linux. Pernah sekali dua kali pakai, tapi benar-benar tidak terbiasa.
Wah, baru tahu kalau ternyata virus di-design untuk sistem komputer windows.
Benar, tidak mudah memang.
LikeLiked by 1 person
iya, karena orang-orang lebih banyak menggunakan Windows daripada sistem operasi yang lain. Jadi mereka menciptakannya khusus ke Windows.
dan menurut gosip yang beredar, pembuat virus itu mungkin bekerja sama dengan perusahaan antivirus
LikeLiked by 1 person
Supaya jualan antivirus-nya laku, begitu ?
Bisnis, bisnis..Kak.
LikeLiked by 1 person
secara logika kan begitu.
jika virus di dunia komputer lenyap, mereka akan gulung tikar, kan?
LikeLiked by 1 person
Betullll
LikeLike
wah saya sih tetep memakai flashdrive
soale fd saya banyak banget euy
LikeLiked by 1 person
saya sih juga, Om. masing-masing flasdisk memiliki kategori file yang berbeda.
Untuk kasus saya, ini hanya memindahkan file yang bersifat sementara
LikeLiked by 1 person
Kalau kuliah punya fd sebanyak itu, uda deh dipinjemin teman ini itu
LikeLiked by 1 person
😂 ini namanya pemisahan. Ada flashdisk yang khusus hanya untuk copy sana sini (biar kena virus) dan ada lagi yang tidak pernah menancap di komputer lain karena isinya maha penting.
😂 wah. kalau seperti itu bisa cepet hilang dong
LikeLike
Jaman saya kuliah fd itu ga bisa ga hilang. Ntar berbulan2 baru teman saya nanya keseluruh orang ‘ini punya siapa ya’
LikeLike
karena barang ini mudah terselip dan lupa. Kalau saya seringnya hilang di warnet, atau masih menancap di komputer entah siapa ketika berbagi files. 😂
LikeLike
Sama banget mas
LikeLike
apalagi yang bentuknya unik, lebih cepat hilang daripada yang bocel-bocel
LikeLike
jadi, mending punya FD atau HD? Kalau saya, masih butuh dua-duanya, plus disimpan di online drive. Untuk dokumen yang sekiranya sering diakses, saya taruh di FD. Untuk film, foto, koleksi video, saya simpan di HD. Online drive untuk simpan semuanya hehe.
LikeLiked by 1 person
Kita masih membutuhkan semuanya. Untuk mengakomodir kebutuhan dengan banyak orang. Masalahnya FD sekarang hanya seperti tempat berbagi sih. he he..
Kalau saya sendiri, selama masih berhubungan dengan orang lain, maka FD masih saya perlukan. Jika HD untuk menyimpan file foto dan aneka aplikasi bajakan serta backup laptop, jaga-jaga kalau kolaps.
Kalau online, karena disini jaringan internetnya tidak begitu asyik, itu merupakan opsi terakhir.
LikeLike
hahaha aplikasi bajakan ya, tapi ya bener juga sih. Soal koleksi film apalagi.
LikeLiked by 1 person
kalau tidak ada bajakan, kita tak bakalan pintar deh. Kepandaian tentang Photoshop, Premiere Office dan aplikasi mahal lain pasti akan dimonopoli oleh orang berduit saja. Sedangkan orang biasa hanya akan menikmatinya ketika ikutan kursus.. Ha ha.
Bahkan disini ada yang berkata ” kalau bisa gratis, ngapain beli mahal? toh masih bisa dipakai seperti asli|
LikeLike
Kalo file yang mau dicopy sizenya nggak besar san penting, aku malah lebih nyaman pake Cloud Mas. OneDrive atau Dropbox. Selama ada koneksi internet, amaan.
LikeLiked by 1 person