Masa menjelang panen seharusnya adalah masa berbagai bagi peladang. Namun tidak demikian dengan kami. Intensitas emosi dan gundah kami semakin meningkat seiring tanaman palawija yang semakin memasuki masa puncak.
Kenapa demikian? Masa seperti ini berarti kami harus sering nungguin ladang karena banyak hama yang mencuri tanaman kami. Entah siang atau malam.
Tidak seperti tahun lalu dimana kami hanya bergelut dengan monyet dan ayam saja ketika berladang (siang hari). Tahun ini bertambah satu lagi biangnya yaitu tupai.
Untuk membedakan perbuatan ketiganya, kami memperhatikan bekas tongkol yang mereka sisakan.
- Bekas Monyet.
Monyet merupakan hama tanaman yang paling pintar diantara hama yang lain. Mereka unik, cerdik, licik kadang bertingkah tengik. Mereka makhluk sosial yang bergantung monyet yang lain. Jika kalian melihat ada yang sendirian, percayalah, dia pasti dikeluarkan dari gengnya.
Ciri mereka adalah tak meninggalkan tongkol jagungnya di batangnya. Mereka memanjat batang, memuntir jagungnya sampai putus kemudian membawanya lari ke tempat nongkrong di atas dahan tinggi. Sambil mengamati kami yang sedang menyumpahi mereka.
Jika mereka sedang santai, bekasnya akan berserakan di tanah.
- Bekas Tupai.
Lain monyet lain Tupai. Tupai itu lincahnya bukan main, mereka itu dapat melompat dari pohon yang satu ke pohon yang lainnya. Selain itu, Tupai juga memiliki gigi kuat dan tajam. Kelapa yang liat itu aja bisa bolong.
Cirinya adalah tongkol jagung yang sudah gundul dan tersisa sedikit kulitnya masih di batang jagung. Meskipun punya gigi tajam, mereka tak pernah memotong atau membawanya ke sarang. Mereka selalu makan ditempat. Mungkin biar terasa segar.
Caranya melakukannya adalah mereka akan memanjat batang, mengupas kulitnya kemudian menggigiti bijinya langsung.
- Bekas ayam.
Bekas ayam mudah dikenali dari kejauhan karena batang jagungnya roboh semua.
Bagaimana mereka melakukannya? Mereka akan melompat kemudian sambil menendangi batang sedikit demi sedikit sampai roboh. Setelah roboh, mereka dengan mudah mematok tongkol jagung yang udah tergeletak di tanah.
Dari analisa diatas, kami dapat memprediksi siapa yang paling banyak menyerang ladang kami.
Hahahah lucu yang bekas monyet
LikeLike
Monyet selalu lucu ya
LikeLike
wah ilmu berkebun baru nih!
Aku juga di rumah berkebun, Kak.. tpi karena besarnya di kota yg jauh dari ladang dan aktivitas tani, ga tau hal2 macam gini. Hahah xD
hama di rumah paling hama2 serangga, dan kadang2 kucing yang keasyikan main plus ayam tetangga.
Makasih ilmunya, Kak 😀
LikeLike
Aku juga punya hobi berkebun, tapi di kampung. Dekat Dengan hutan.
Kalau serangga sih tinggal semprot aja
LikeLike
Dekat dengan hutan.. sepertinya enak, tapi kalo hamanya monyet, repot juga ya hahah :”
Biasanya pakai semprotan apa kak?
LikeLike
Nyebelin banget, nantilah aku bikin postingan terpisah.
Untuk semprotan, ga tau namanya apa. Hanya bentuknya seperti tepung. Beli di koperasi. Tapi sangat berbahaya.
LikeLike
furadan? brrti yg sintetis ya kak? kirain aku pakai organik 😂
LikeLike
Iya sepertinya. Itu dipakai kalau sangat terpaksa.
Kalau untuk tanaman yang sering dikonsumsi jelas gak berani. Seringnya hanya menggunakan bekas puntung rokok yang direndam dulu.
LikeLike
oh, puntung rokok bisa ya kak. oke sip, pan kapan coba ah xD
LikeLike
Bisa, kemudian disemprotkan
LikeLike
Untuk ayam, disana ayamnya dilepas liar ya mas? Kalo di desa saya sih hamanya kebanyakan monyet dan babi, itu pun bagi yang ladangnya dekat dengan hutan.
LikeLike
Ada yang dilepas mas, daripada memberi makan sendiri.
Babi hutan ya? Tapi kan malam
LikeLike
Waduh, tangkep aja tuh digoreng.wkwkw
Ya mas, kecuali monyet kalo siang kadang berani asal sepi
LikeLike
Kadang ya punya niat seperti itu, Mas. Apalagi jauh dari rumahnya. Langsung sembelih, bakar ditempat.. ha ha
LikeLike
Wiih masih ada monyet dan tupai?
LikeLike
Masih lah, Hla wong rumahnya ada di kampung. Udah gitu Deket dengan hutan lagi. Jadi ya kita berbagi dengan mereka😂
LikeLike
Asiiknyoooo
LikeLike
Asyik gimana? Apa apa kan jauh
LikeLike
Asik masih bisa menikmati alam
LikeLike
Memangnya Mbak Reina tak bisa menikmati alam?
LikeLike
Kalo hamanya manusia gimana? harus diapain?
LikeLike
Kalau hamanya manusia, mudah. Ketika sedang berkumpul bersama di suatu tempat, kita singgung dan sindirin aja. Biar malu 😂
LikeLike
Saya jadi pengin nangkep tupainya. Kayaknya lucu ya kalau bisa dipelihara. 😃
LikeLike
Ih Tupai tuh makanannya banyak Mbak, gak ada kenyangnya. Juga Lebih nakal daripada kucing.
LikeLike
Wah, baru tahu. Saya kira cuma suka makan buah kenari kayak yang di film kartun tu… 😃
LikeLike
Apa aja yang dikasih pasti dimakan
LikeLike
Kalo bekas manusia apa tandanya mas ? 😁
LikeLike
Kalau bekas manusia tanda ada jejak kaki disitu😂😂. Yang ukurannya beda denganku
LikeLiked by 1 person
Hebat kali mas bisa nampak jejaknya.. cocok mas ini jadi detektif kayaknya.. 😂
LikeLike
Hlah ini kan musim penghujan, tanah menjadi becek. Pasti akan meninggalkan jejaknya di tanah. Kecuali ada yang bisa melayang atau mempunyai ilmu meringankan tubuh macam pendekar sakti itu. 😂
LikeLike
Kayaknya ngeselin saat melihat monyet dari kejauhan hahaha
LikeLike
Buaaanget.. seperti mengejek
LikeLike
Setelah dianalisa siapa yang paling banyak menjadi hama, trus tindak lanjutnya bagaimana?
LikeLike
Paling banyak adalah monyet, karena populasi mereka yang lebih besar.
Untuk monyet, kami hanya dapat menghalaunya melalaui dangau
LikeLike
Seperti detektif ya
LikeLike
Terpaksa main detektif an, kalau enggak seperti itu kami tak bisa panen
LikeLike
Kek nya monyet dech ya yg paling banyak…
Lagi sibuk berkebun ya Mas?
LikeLike
Jelas pak, mereka satu gerombolan sih.
Iya, Pak. Berkebun jagung dan kacang tanah. Kalau padi gak bisa baik.
LikeLike
Smoga Sukses ya, Mas Seta.
LikeLike