Ketika Saya Bertemu Anak-anak di Malam Tahun Baru 

img_20180424_175056-1288201109-e1546265477658.jpg
Kalau mantan muridnya seperti ini, kira-kira mau diajak makan bareng gak?

Karena saya orang yang bersifat normal. Hampir tiap malam tahun baru selalu keluar untuk menikmati suasana. Meskipun yah gitu-gitu aja sih, kalau tak dangdutan, ya hiburan band-band lokal jrang jreng gedebak gedebuk gak jelas. Mau tak mau ya saya harus menikmati.

Karena acara tahunan, tentu sahaja banyak orang tumpah ruah di jalanan. Ada yang naik motor, dan tak sedikit pula yang hanya jalan kaki. Dari banyaknya orang itu terselip beberapa murid dan mantan murid yang tak sengaja keliatan. Ketika bertemu, reaksinya bermacam-macam tergantung sifat anaknya.

Pertama, mereka akan tersenyum, mendekat kemudian menyapa kemudian cium tangan. Basa basi sebentar, kemudian berpamitan untuk melanjutkan aktivitasnya. Model murid seperti ini pasti tak pernah memiliki masalah. Mereka bertingkah benar sesuai dengan anjuran guru dan orang tua.

Kedua, melengos pura pura gak tau. Ini nih yang menyakitkan hati. Udah jelas mata kami saling bertemu eh bisa-bisanya dia langsung melengos ke arah lain. Tak hanya itu, arahnya juga langsung berbeda dengan yang tadi. Misalkan awalnya berjalan ke timur, tiba-tiba aja belok ke Utara, melipir dan menghilang dari pandangan. Anak seperti ini biasanya lagi sama pacar, mantan pacar, gebetan, atau sedang dandan heboh. Intinya tidak mau rahasianya terbongkar oleh saya.

Ketiga, main tebak-tebakan. Model gini bikin emosi deh. Beneran. Mereka akan mengirim pesan via wa dan bilang gini “hayoo.. mr.sama siapa tuuuuuhhh”. Kan ya saya langsung merespons, ” kok tau, hla Via sedang dimana?, ” Ada deehh..” eh di dekat gapura Mr. Saya pake jaket hijau.” Gak keliatan via. “Saya deketan sama Suci dan Dian, Mr.”

Kalau udah ketemu, mereka melambaikan tangan sambil mengirimkan pesan lagi. Hore akhirnya mr menemukan kami. Dah itu aja.

Atau yang lebih ngeselin adalah mengambil foto saya dari arah tak disangka. Saya pastinya sedang berpose lucu. Kadang sedang melamun, mengelus perut atau menguap. Hla tentu saja saya celingak-celinguk macam orang kebingungan. Tak taunya ketika saya menanyakan posisi mereka, dengan enteng mereka menjawab, ” itu udah tadi kok, mr. Akunya udah dirumah ini. Ini lagi siap-siap Bocan”.

Keempat. Ngajakin kencan. Ini nih yang membuat iman gak kuat. Mereka akan ngajakin bertemu dan otw kemana gitu, yang jauh jelasnya. Tak hanya yang berstatus jomblo tapi yang ngaku jomblo juga banyak yang gini. Keliatannya enak ya? Padahal kalau tak hati-hati ini menjadi jebakan batman. Mereka bisa saja bilang sama orang tuanya pergi dengan saya agar mengijinkannya keluar hingga larut malam. Kan sama pak Guru, jadi pasti aman lah. Pikir orang tuanya. Dan ini mereka manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Tapi ada juga sih yang beneran hanya ingin keluar, makan bareng dan ngobrol curhat mengenai kehidupannya. Mereka memiliki masalah yang kompleks yang membutuhkan tidak hanya satu solusi.

Kelima, minta ditraktir. Nah model gini biasanya anak-anak yang paling dekat dengan saya. Anak-anak keseringan jomblo yang jarang mendapatkan traktiran. Mereka akan langsung mendekat kemudian ngajakin makan ditempat aneh-aneh menunya, seperti steak, pizza, ayam geprek, sosis bakar, burger. Pokoknya sesuatu yang tidak bergizi dimakan.

Seharusnya mereka yang bayarin karena mereka yang mengajak, tapi malah kebalikannya. Saya yang bayarin. Kalau jumlahnya masuk akal sih gak apa, kadang satu rombongan ya bikin tekor donk. Kalau udah gini salah satu diantara mereka main tega tegaan, mereka akan pura-pura pergi sebentar untuk meninggalkan anak yang lain sampai kuota terpenuhi, baru ngajakin makan. Mereka akan muncul satu demi satu.

Kalau sudah di tempat, saya lebih banyak dicuekin kalau gini. Mereka lebih asyik dengan temennya atau selfie berpose unyu dengan latar belakang tempat makan dan menunya. Saya tak diikutkan dalam acara itu. Padahal saya yang keluar duitnya.

Anak sekarang berbeda dengan jaman kita dulu. Mereka lebih mudah untuk mengekspresikan diri tanpa malu-malu.

Semoga terhibur.

Wassalam.

40 thoughts on “Ketika Saya Bertemu Anak-anak di Malam Tahun Baru 

  1. amin mas semoga nggak lagi saya perpanjang kontraknya.. tapi ngiming2.. selamat tahun baru mas.. nanti kalau sudah jam 12 malam pas.. hehehe, terbaik deh buat masnya..😅😅

    Like

  2. Yg pertama, lazim. Sering ngalamin. Yg kedua, juga beberapa kali ngalamin.
    Yg ketiga, pernah, tapi siswa nanya besoknya, disekolah.
    Yg lainnya gak pernah.

    Salam kenal Pa Guru 🙂

    Like

    1. Setelah sekian lama, mampir juga di blog ku Mbak Shinta😀.

      He eh banget, kreatif.. apalagi kalau sudah ikutan trend “seberapa gregetnya elo ” mereka makin gila aja.

      Anehnya, kalau mereka sudah pada lulus malah semakin sopan dan tau diri tu

      Liked by 1 person

      1. Hahaha Mas Seta. Saya rindu baca tulisan Mas Seta dan teman-teman. Sudah lama nggak blogwalking heu

        Senang melihat teman-teman masih rutin menulis juga 😀

        Pr banget nih buat gurunya, nggak boleh kalah kreatif dari mereka. Harus siapin seribu jurus untuk meluruskan ‘kegregetan’ mereka berarti mas :’D

        Alhamdulillah, mungkin karena semakin dewasa mas. Jadi lebih menjaga sikap deh hehe

        Like

          1. Iya, belum sempat. Tapi, harus kubaca. Ada yang kurang dan hilang kalau belum baca cerita teman-teman :”D

            Keren ya, Pak Guru Seta. Aku bangga. Semangat ya, mas. Semoga selalu Allah mudahkan 😉

            Like

          1. Kalau diinget saya jg sih suka malak guru olahraga bayarin beli biskuit di koperasi.. atuh pak uang jajan kami teh minimalis

            Like

Leave a comment