Niat awalnya sih kami hanya akan ke Tebing Breksi, namun karena waktunya nanggung untuk pulang, maka kami mencari tempat wisata yang dekat-dekat situ aja.
Dengan bantuan Google Map kami menemukan dua pilihan, Candi Boko dan Desa Wisata New Nglepen. Kami memilih New Nglepen karena masih asing ditelinga dan non-alam. Kalau ke candi boko malas aja karena tiketnya mahal.
Setelah keluar dari kompleks Breksi, ke barat sampai mentok ke Jalan Raya, kami menuju arah selatan dengan mengikuti arah peta dan petunjuk di pinggir jalan yang mudah ditemukan – khas Jogja nih.
Akhirnya, setelah melalui tikungan, perempatan, pertigaan, sawah, rumah penduduk dan sedikit tersesat, sampailah kami di New Nglepen melalui samping, bukan dari depan seperti pada umumnya.
Kesan pertama ketika kami melihatnya sudah seneng banget. Suasana desanya seperti bukan di Bumi, ini seperti koloni-koloni manusia perintis di Planet Mars yang membuat bangunan kecil-kecil unik.
***
Jadi, apakah yang membuatnya New Nglepen ini istimewa? sampai berani-beraninya mengklaim sebagai desa wisata?
Alasan utamanya jelas pada keunikannya yang tidak dimiliki desa lain. Karena semua rumah penduduknya berbentuk Dome. Silinder dengan bentuk atap seperti kubah- bola dipotong setengah. Coba mana ada full satu desa yang berani memiliki desain seperti ini?
Konon, desa model seperti ini merupakan satu-satunya di Asia hlo. Keren ya.
Jika kalian perhatikan secara sepintas, rumah-rumah ini sangat mirip dengan tempat tinggalnya Teletubbies. Tau Teletubbies gak? Itu hlo acara televisi anak-anak yang karakternya sangat nggilani , terdiri dari Tinky Winky , Dipsy, Laa Laa dan Po. Dari kemiripan inilah maka Desa New Nglepen lebih dikenal sebagai desa Teletubbies.
Bukan hanya rumah penduduk, bahkan masjid, puskesdes dan kantorpun bentuknya seragam menggemaskan.
Semua rumahnya dicat menggunakan warna cerah dan meriah memberikan kesan yang ceria. Paduan warnanya tergolong berani dan saling tabrak.
Di beberapa rumah juga terdapat gambar mural yang cocok untuk selfie baik diluar maupun didalam rumah. Gambarnya lucu-lucu banget. Pokoknya keren abis buat narsis dan konyol-konyolan.
***
Berbicara teknis, ukuran rumahnya seragam, berdiameter 7 m dan tinggi 4.6 meter terdiri dari dua kamar, ruang tamu dan dapur (serbaguna) ada juga tingkat atas berlantai kayu yang panas bin gerah.
Luas desa ini kurang lebih 2 hektar yang ditempati oleh 80 dome.
***
Sebagai desa wisata, apakah orang bebas keluar masuk rumah penduduk? Tak bisa seperti itu kawan-kawan. Privasi nya ya sama dengan rumah kalian sendiri. Ya masa ketika yang punya rumah sedang istirahat kita nyelonong masuk untuk selfie. Kan gak etis.
Maka dari itu, ada beberapa rumah yang sengaja dikosongkan untuk keperluan wisata. Pengunjung bebas ngapain aja disana, makan, tiduran, minum, foto asal jangan untuk mesum aja.
Karena ini merupakan perkampungan biasa, maka pengunjung dapat menikmatinya selama 24 jam penuh. Tanpa ada jam tutup. Dan jika pengunjung kurang puas menginginkan menginap disini. Mereka menyediakan kamar, dan tempat untuk camping.
Pengunjung juga bisa keliling melihat-lihat desa via jalan kaki atau ada juga becak beregu, maksudnya bisa digenjot rame-rame. Ada juga taman hiburan, toko cendera mata dan tentu saja kantin yang bisa digunakan untuk istirahat.
Kalau kalian kesana, cobalah nongkrong di warung, sekedar membeli es atau apalah, untuk mengangkat ekonomi mereka. Atau mengobrol dengan penduduk asli. Untuk mendapatkan sesuatu yang tidak tampak oleh mata.
Terus kenapa ada orang aneh yang membangun desa macam gini? Ceritanya dulu pada tahun 2006 terjadi bencana gempa bumi dahsyat yang mengakibatkan Desa Nglepen rusak total. Terus ada organisasi non pemerintah yang memberikan bantuan dalam pembangunan desa ini, yaitu Ali Alabar. Ali Alabar adalah seorang pemilik Emaar Property Dubai. Jadi tak heran ada tulisan Emaar di dekat pintu masuk.
Sebelum menikmati itu semua, pengunjung diharapkan membayar 5000 rupiah per kepala setelah itu diganti dengan selembar tiket.
Sayangnya, ketika kami kesana, beberapa rumah sudah dimodifikasi seperti rumah pada umumnya. Tujuannya untuk menambah fungsinya, misalkan garasi, warung, atau tambahan kamar. Agak mengecewakan karena merusak konsep awal sebagai rumah dome.
At last, ada satu lagi tempat wisata dekat situ. Sebelah timur, namanya bukit Teletubbies. Silakan mampir. Lumayan kok.
Wassalam.
asyik juga kayanya kak.. jadi penasaran.. :”
LikeLike
Coba main di tahun Baru, pastinya gak sepadat tempat wisata lain
LikeLike
pengennya.. tpi jauh kak.. aku kan di Pekanbaru wkwkw xD
LikeLike
Kalau jauh malah lebih epik perjalanannya
LikeLike
jadi bepetualangan beneran dong.. dr pekanbaru gitu naik motor xD
LikeLike
kan bisa untuk bahan cerita anak cucu kelak
LikeLike
sama bahan untuk ngisi blog ya kak wkwk xD
LikeLike
Benar sekali, kan bisa nulis atas pengalaman pribadi
LikeLike
Nah bener sekali
LikeLike
🤣🤣
LikeLike
Jogja itu memang daerah yg luar biasa, semuanya bisa dijadikan objek wisata. Pemerintah, masyarakat dan orang2 terkait bekerjasama dengan baik sehingga objek wisata yg disuguhkan benar2 maksimal dan punya daya tarik tersendiri. Jadi kangen sama Jogja..😎
LikeLiked by 1 person
Ya karena animo masyarakatnya juga tinggi mas. Infrastrukturnya juga baik. Serta penggunaan media sosial yang intens. Serangannya lebih ke arah anak muda
LikeLike
Benar banget, setuju. 👍👌 Daerah lain seharusnya juga bisa mencontoh dengan baik.
LikeLike
Mereka itu tau betul maunya anak muda jaman now.
LikeLike
ya Allah penduduknya sudah berbesar hati ya
rela rumahnya disulap semua jadi kek teletubbies dome gitu
kalo aku sih emoh
LikeLike
Rela gak rela, Om. Hla wong sudah hancur semua kena gempa bumi kok. Dibandingkan membangun kembali dengan biaya sendiri, mungkin ini pilihan terbaik.
LikeLike
Keren ya…
Lucu juga melihatnya😁
LikeLike
Iya lucu banget, apalagi kalau udah disana. Udah lucu Banyak lagi.
Tapi gak nyaman sih menurut saya
LikeLike
Panas mungkin ya?
LikeLike
Iya agak sumpek gitu. Juga kalau mau menata perabot sangat merepotkan. Itu kan bentuknya silinder. Jadi kalau kita memasukkan meja yang kotak, di pojokan masih akan menyisakan ruang gak terpakai. Kulkas juga demikian.
LikeLike
Tiket masuknya 5 ribu murah yaa. Di Palembang tempat wisata mahal dan begitu -begitu sajalah. Nggak terlalu menarik. 😂
LikeLike
Iya kalau disini murah murah, karena sasarannya anak muda. Jika dimahalin jadinya sepi donk.
Tergantung kreatifitas warganya sih, bagaimana menyulap yang biasa menjadi luar biasa
LikeLike
Enak yaaa. Sayang di Palembang kebanyakan anak mudanya nongkrong di kafe2 dan mall. Kalau buka usaha taman rekreasi sepertinya bakal laris. 😂
LikeLike
pasti laris, tempat rekreasi yang paling murah dan tidak membosankan adalah mural dan gambar tiga dimensi.
nanti kalau udah bosan tinggal di cat ulang dengan tema yang berbeda, maka pengunjung akan datang lagi, hehe
LikeLike
Ide yang berlian. 😅
Yuklah buka tempat rekreasi. 😂
LikeLiked by 1 person
masukkan dalam list, trm ksh
LikeLike
terima kasih juga sudah membacanya😄
LikeLiked by 1 person