Assalamualaikum. Selamat Malam.
Hari itu hectic banget. Aku punya tugas mencetak raport dan setting server UNBK. Tapi teman yang lain sudah pada ribut. Mereka ingin melihat rumah batu yang sedang menjadi pembicaraan dimana-mana.
Sebenarnya aku malas banget, tapi apalah daya ketika para PNS itu menjanjikan akan mentraktir sate kambing muda yang paling enak se kota. Akhirnya aku luluh juga.
Kemudian, kami berangkat bersama-sama dengan sepeda motor sehabis sholat Jumat. Dengan alasan lokasinya tidak jauh dari kami saat itu.
Untuk rutenya, tak bisa mengandalkan Google Map, karena memang belum ada disitu. Maka harus mengandalkan cara tradisional, yaitu dengan bertanya orang di jalan.
Pertama kami menuju kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Setelah melewati pasar kota, kemudian kami bergerak ke arah timur mengikuti jalan raya yang menuju Gunung Tunggangan (jalan aspalnya hanya ini). Setelah beberapa menit melalui jalan nanjak dan berliku, kami melihat di kanan jalan udah ada plakat MMT kecil warna hijau yang menandakan arah ke rumah batu. Kemudian masuk gang kampung sebelah kiri sampai tempat parkir. Dan sampai lah.
Dari tempat parkir, kami keatas melalui jalan berbatu sekitar 20 an meter, belok kanan melewati satu rumah penduduk dan sebuah kandang, dan voila rumah yang di cari sudah terlihat mata.
Sebuah batu besar, warna coklat kehijauan dengan lubang kecil sebagai pintu menghadap ke arah selatan.
Pikiranku waktu itu, nih orang gila yak bikin rumah kayak gini. Ada-ada aja idenya.
Sebelum masuk rumah, kami berkeliling sebentar disekitar batu sambil foto-foto.


Untunglah saat itu sedang hujan. Sehingga tidak banyak pelanconng yang datang. Kesempatan seperti itu kami gunakan sebaik-baiknya untuk mengobrol asyik dan detail dengan pemilik rumah.
Bangunan nya?
Yup, seperti yang lagi heboh di YouTube dan TV. Rumah ini persis sebuah batu yang dilobangi. Kemudian dijadikan hunian. Namun ternyata materinya adalah semen dan pasir serta besi.
Pembuatannya dengan cara melapisi bagian atas dengan ram kawat kemudian di isi semen. Kemudian bagian dalam juga diceprot lagi biar lebih kuat. Dan yang lebih epik lagi, semua ini dibangun by hand. Sekitar 21 tahun yang lalu.
Rumah ini menganut istilah don’t judge the book by its cover. Dari luar emang kasar, jelek dan berlumut. Bahkan sepintas mirip goa sarang ular dan penyamun.
Namun, untuk ukuran rumah kampung, ini sudah sangat bagus. Lantainya cor halus dikasih ornamen ikan, tiang penyangga terbuat dari marmer dan keramik. Atap juga tinggi. Semua tanpa kayu. Bahkan dibangun pula area tempat duduk dengan bahan semen.
Ada sebuah almari disebelah timur yang aku kira beneran. Ternyata itu sebuah pintu masuk ke kamar tidur.
Rumah ini memiliki dua lantai. Lantai bawah untuk kamar dan ruang tamu, sedangkan lantai atas kosong. Tidak digunakan apa apa.
Untuk dapurnya, pemilik rumah membangun gubuk dibelakangnya. Bentuknya tidak sama dengan rumah utama. Hanya seperti rumah biasa. Hmm. Coba konsepnya dibuat batu, pasti akan lebih unik lagi.
Ketika didalam rumah, sangat panas teman-teman. Karena minim ventilasi. Ventilasi hanya terbuat dari potongan pipa pendek kemudian ditanamkan ke dinding.
Apalagi lantai atas. Udah persis sauna aja.

Kami bertanya kepada pemilik rumah, mengapa suaminya membangun rumah macam gini. Dia menjawab, ” Waktu itu sedang banyak angin puting beliung, banyak rumah disekitar sini yang rusak dan gentingnya kabur dibawa angin. Suami saya kemudian memiliki ide untuk membuat rumah yang lain daripada yang lain. Rumah yang paling jelek dan kuat. Rumah yang gak bakalan laku dijual. Ha ha.”
Namun setelah jadi, suami itu meninggalkannya selama hampir 8 tahun.
Asal kalian tau, pekerjaan suaminya adalah kontraktor. Dia tidak ada disini, namun hidup bersama dengan bininya yang lain diluar pulau. Katanya, setelah rumahnya terkenal, dia mau mengangkat teleponnya lagi. Jadi berkebalikan dengan kabar yang beredar di TV yang katanya suaminya udah gak ada. Eh apaan. Kok malah ngegosip. Skip ah.
Terus bagaimana bisa terkenal? Apakah pembuatnya dulu emang sengaja agar menjadi viral? Ternyata tidak sama sekali teman teman.
Semuanya berawal dari Pak Lurah. Waktu itu dia sedang sensus warganya untuk didata, mana janda mana orang miskin. Karena akan mendapatkan bantuan dari pemerintah bagi lansia.
Kemudian setelah menemukan rumah ini beliau secara iseng meng-upload fotonya ke medsos. Tak membutuhkan waktu lama, berita ini langsung menjadi viral. Sampai-sampai ada media televisi yang mewancarai.
Dan sejak saat itu, rumah itu selalu mendapatkan kunjungan banyak orang dari berbagai daerah.
Dia juga bilang bahwa sekarang kalau siang tidak bisa tidur. Karena banyak pengunjung yang datang untuk melihat liat atau sekedar mengobrol. Jadi ga enak dong nek? Enggak katanya, soalnya dulu dia malah gak bisa tidur malam karena mempersiapkan bahan jualan untuk esok harinya.
Juga kabarnya tempat ini akan dijadikan shooting film.
***
Menurut aku, tempat wisata model gini ini gak bakalan bertahan lama. Karena bertipikal, kalau udah tau ya udah. Orang hanya memenuhi rasa penasarannya. Setelah rasa penasaran hilang. Maka tak tertarik lagi. Tak akan balik kesana.
Beda dengan wisata alam dimana kita bisa menikmatinya berkali kali sesuai dengan mood.


Ih, keren idenya. 😃
Dan salut sih sama ibu pemilik rumah yang dengan tegar menceritakan kisahnya dengan suami. 😅
LikeLike
Kisahnya lebih tragis daripada yang aku tulis Loresta. Pernah istri keduanya di bawa pulang terus tidur bertiga.
LikeLike
Ide suaminya bagus juga yak, tapi dibalik itu semuaaa… hiks hikss
LikeLike
Itu aja Udah sejak 21 tahun yang lalu idennya
LikeLike
Kalo dari batu enak juga ya
Bisa sekalian buat bersuci alias thoharoh
Wkwkwk
LikeLike
Ih mas ke, ya lama lama setiap sudut penuh dengan kotoran donk
LikeLike
auto ngakak
wkwkwkkwk
LikeLike
Jorok ah 😂
LikeLike
langsung kepikirane wudhu loh pdhl,
baru baca komene njenengan 😀
nek itu yo jorok ahaha
LikeLike
Keren kemarin liat di YouTube.
Dulu pas aku kecil sempat kepikiran bikin rumah kayak gitu. Tapi apalah daya hanya sebatas angan Hahahaha
LikeLike
Ternyata ini dekat rumah mas ha ha..
Coba bikin goa aja mas. Dibuat viral
LikeLike
baru tau ada beginian
jadi di dalem panas?
kebayang di dalem dingin kayak di gua.
LikeLike
Panas, gerah. Karena lapisan atasnya tidak begitu tebal. Jadi panas dari matahari terserap ke dalam.
LikeLike
Whaaaa, rumah patrick itu beneran ada ._. kutida menyangkaaaaa wkwkw 😀 di Wonogiri lagi ._.
LikeLike
Yuhuuu. Mampir sini sama Mbak Nadia
LikeLike
Hahaha pankapan ya, Mas 😀
LikeLike
Viralnya udah kadaluarsa kalau pankapan 😂
LikeLiked by 1 person
Serius, ini keren pake banget!
LikeLike
Iya, Mbak Ayu. Yang bikin keren idenya udah berpuluh tahun yang lalu
LikeLiked by 1 person
Luar biasa!
Terima kasih sudah mengangkat bukti-bukti menarik di masyarakat kita seperti ini, Kak. Keren!
LikeLiked by 1 person
Makasih ya Mbak Ayu. Semoga saya bisa menemukan nya lagi
LikeLiked by 1 person
Amin…
Semangat, Kak.
LikeLike
Terimakasih Mbak Ayu
LikeLiked by 1 person
Gambar bagian dalamnya kurang nih, penasaran wkwkw
LikeLiked by 1 person
Wah, via wa aja yah
LikeLike