Hai, Selamat Pagi.
Beuh, Tamasya, kata lama yang sekarang jarang digunakan, karena lebih memilih kata travelling atau refreshing.
***
By the way, Saya sedang merencanakan napak tilas tempat wisata yang pernah saya kunjungi sewaktu masih sekolah. Beberapa diantaranya adalah Borobudur, Prambanan, Gembira Loka, Monjali, Museum Dirgantara, dan masih banyak lainnya.
Kalau hanya mengunjungi tempat-tempat yang lagi hits di sosmed aja, yang cepat tumbuh dan cepat hilang itu, saya sudah tak tertarik. Misalkan Pinus yang ada beberapa spot fotonya itu, unfaedah sama sekali. Saya lebih suka tempat yang dapat membuat saya terkesan, memotivasi dan memberikan efek wow. Dan selalu membuat pikiran saya selalu berkata, oohh ternyata begitu ya.
Untuk napak tilas pertama, saya mengunjungi Museum Sangiran di kabupaten Sragen. Yang tersohor karena penemuan manusia kera yang berjalan tegak (phytecantropus erectus) pada masa penjajahan Belanda. Lebih hype lagi karena Sangiran disebutkan dalam buku pelajaran sekolah.
Museum ini berisi benda-benda purbakala dari jaman pra sejarah. Yups intinya adalah museum yang isinya tulang belulang dan batu.
Untuk pergi ke sana, rute terbaik yang saya ketahui adalah melalui jalan raya utama Solo Purwodadi, tak usah khawatir tersesat, nanti di pinggir jalan raya sudah terpampang jelas tanda ke arah museum Sangiran berwarna coklat. Ikuti saja jalan itu, tak berapa lama sudah sampai lokasi.
Bisa juga sih dari jalan raya Solo Sragen, namun jalannya tak beraspal dan banyak perempatan yang membingungkan. Jarak tempuhnya juga lebih jauh. Jadi bukan saran yang baik.
Tiket masuknya hanya 5000 ditambah retribusi parkir 2000 untuk motor. Tak hanya kendaraan kecil, bus pun bisa muat ditempat ini.
Bangunan nya megah, mirip dengan Monumen Jogja Kembali yang berbentuk seperti tumpeng itu, museum ini terbagi menjadi dua area, area utama dan bagian belakang area santai yang berisi gazebo unik.
Sedangkan isi museumnya ya gitu deh. Berupa tulang belulang mulai dari hewan, tumbuhan sampai manusia. Juga terdapat perkakas jaman purba yang sudah berubah menjadi fosil atau masih utuh seperti dulu. Jujur saja, andai saya menemukan benda-benda seperti yang ada di museum itu di hutan, saya tak akan pernah mengira bahwa itu memiliki nilai sejarah yang tinggi. Informasi yang disajikan pada setiap tulang dan perkakas sangat lengkap. Tak hanya dalam bentuk teks namun juga audio visual. Maklumlah ini museum kelas internasional yang sering mendapat kunjungan arkeolog dunia.
Jadi kesimpulannya, benda apapun itu, nilainya akan tinggi jika dibumbui dengan cerita dan sejarah. Sebuah gigi saja sangat berharga jika ada cerita bahwa gigi itu pernah dipakai oleh manusia purba untuk membelah daging. Gigi juga sebuah benda hype bagi arkeolog, karena itu menentukan jenis makanan hewan itu.
Oh ya, museum ini mungkin tak cocok untuk abg alay yang lebih mementingkan fotografi daripada wawasan yang lebih luas. Lebih cocok untuk anak sekolah untuk memperdalam mata pelajaran IPS.
Setelah habis berkeliling, maka tak syah rasanya kalau tak memikirkan orang rumah dengan membawakan buah tangan Tak usahlah bingung, di sebelah selatan museum juga terdapat toko toko cinderamata yang cukup menarik.
Have a nice day.
Jembatannya unik banget
LikeLike
sesuai dengan tema museum nya. Tulang
LikeLike
Di dalam ga boleh foto ya mas? Saya tadi fikir ada foto di dalam
LikeLiked by 1 person
boleh mbak, ya karena kualitas foto saya jelek ya tidak saya upload..he he, eh udah tak kasih satu ini
LikeLike
Ah iya
LikeLike
belum punya kamera yang ok
LikeLike
Saya belum pernah ke museum ini, padahal asli dari wilayah karesidenan Surakarta ck ck ck
Gak tahu knp ya, dulu saat msh sekolah gak ada acara darmawisata ke sana, yg ada hanya ke borobudur, prambanan, malioboro dan parangtritis
Suatu saat pengin ah ke sana, InsyaAllah ….
LikeLike
padahal deket banget dari Solo mbak, tak sampai satu jam sudah sampai😂.
LikeLike
Oh gitu ya mas
LikeLike
cocoknya sama keluarga, mbak. Dibelakangnya ada sebuah pendopo besar dan banyak gazebo yang dapat Kita gunakan untuk istirahat makan bekal
LikeLike
Oh iya mas, trmksh infonya
LikeLike
Jadi inget buku ips smp hahaha
LikeLike
buku ips sejarah😂😂.. dulu ips masih dibagi menjadi sejarah ekonomi geografi, kalau sekarang sudah jadi satu
LikeLike
Keren ya bs tamasya ke museum.
Di sini lngka museum. Andai bnyak, akn sy kunjungi smua, sy trmsuk penyuka sjrah. Jd sy sngt suka museum.
LikeLike
meskipun banyak, museum disini paling banter hanya dikunjungi anak sekolah.
LikeLike
Berarti org dewasa bnyak yg tak berminat gitu ya.. 🙂
LikeLike
tak tertarik kalau kurang dewasa biasa. karena ya itu, isinya hanya tulang belulang dan batu
LikeLike
Banyak burung terbang bebas di museum tersebut.
LikeLike
masuk ke dalam?
LikeLike
Museum nya ada burung yang nampak 😀
LikeLike
ha ha.. haduh, burung yang berbulu serabut itu yaaa?? baru ngeh sayaaa..
LikeLike
Ku suka wisata sejarah
LikeLike
sangat langka ada cewek yang suka wisata sejarah
LikeLike
Wihh aku gitu lo hoho
LikeLike
cewek yang mesti banyak di perjuangkan nih
LikeLike