“Hlo pak, njenengan kan sudah tahu mengenai tempat ini lebih dari Pak Budi? Kenapa bertanya?”
“Enggak Papa, Mas. Saya hanya ingin ngobrol dengan beliau kok. Kalau gak seperti ini tak ada bahan omongan, kan? ” Pak Warseno menjawab.
“Iya juga sih, Pak” jawab saya singkat.
Itulah percakapan pendek Pak Warseno dengan saya di Bumi Perkemahan Batu Seribu beberapa tahun yang lalu sewaktu masih PPL. Beliau pura-pura tidak tahu agar mendapatkan bahan obrolan dengan teman-temannya sesama guru. Tanya inilah, tanya itulah, yang jelas tanya yang remeh-temeh.
Beliau memang rendah hati meskipun kualifikasi akademiknya sudah Master. Pengetahuannya juga luas. Beliau tak pernah sok paling tau jika menghadapi banyak orang. Beliau lebih suka untuk menjadi satu dalam banyak hal.
Dari beliau, saya belajar untuk bisa merendahkan hati disaat yang tepat. Bagaimana cara mengeluarkan ilmu yang kita miliki tanpa terkesan sombong dan bagaimana cara untuk merendahkan hati didepan orang.
Saya sendiri sudah sering mempraktekkan ilmu tersebut dalam lingkungan sekolah, masyarakat dan teman. Tak masalah kalau mereka bilang dan mengernyitkan dahi sambil berkomentar, ” ah masa seperti itu saja tidak tahu, mas?” no problem bagi saya. Yang penting kami bisa mengobrol habis habisan.
Namun ketika suatu pembicaraan mereka sudah mati karena kekurangan data, atau saya beranggapan mereka sudah keluar dari jalur yang benar, maka saya akan menambahkan sedikit demi sedikit sejauh yang saya tahu.
Have a nice day bro.
sesungguhnya kemampuan untuk mendengarkan adalah skill keren
LikeLiked by 1 person
Itu skill tingkat dewa yang membutuhkan banyak latihan dan sabar
LikeLike
Kalo kata om bob sadino.. “kosongkan gelasmu ketika bertemu orang baru.. siapa ada ilmu darinya yang bisa kau serap. “
LikeLike