“Ih, Bapak tidak adil, Bapak pilih kasih !!!.” sambil merengut tidak jelas.
Saya sering mendengar mereka berkata seperti itu acapkali saya melakukan suatu tindakan yang mereka menilainya berat sebelah.
Saya kemudian menjawab, “ Iya benar, Bapak memang pilih kasih.”
“Bapak memang harus membeda bedakan kalian, kalian pasti tidak akan mau di sama ratakan, kan?. Bapak harus melakukan sesuatu sesuai dengan pribadi kalian. Masa iya Bapak harus menyamaratakan antara yang cerewet dan pendiam, masa iya Bapak menyamakan antara yang rajin dengan yang malas, masa iya Bapak harus menyamakan antara putra dan putri, masa iya Bapak harus menyamakan antara yang sudah paham dan belum paham, masa iya Bapak harus menyamakan yang antusias dan mengantuk?”
“Setiap dari kalian itu memang harus di perlakukan beda-beda, sesuai dengan tingkatan kalian. Bapak kasih contoh, si Fajar memang mudah memahami pelajaran dengan cepat, beda pula dengan Ivana. Kalau Bapak menyamakan mereka ketika sedang mengajar, apakah itu disebut adil? Tentu saja tidak, kan?. Kalau Bapak mengajarnya mengikuti gaya Fajar, maka tentu saja Ivana akan kerepotan, jika Bapak mengikuti gaya Ivana belajar, maka gantian Fajar yang akan bosan. Jadi Bapak harus membedakan mereka.”
“ Memang Bapak harus pilih kasih terhadap kalian !!!.”
“ Itulah yang dinamakan keadilan, keadilan bukan berarti sama rata sama rasa, namun memberikan porsi yang sesuai dengan keadaan masing-masing.”
Mari kita lanjutkan pelajarannya.
Mari semangat belajar anak anak ..
LikeLiked by 1 person
ha ha.. mari mariii..
LikeLike
Mantap penjelasannya. Emang ngajar kelas berapa?
LikeLiked by 1 person
kelas 8 SMP.
thank you
LikeLike
Saya waktu SD juga pernah merasa diperlakukan pilih kasih oleh guru. Saya selalu disuruh maju mengerjakan soal-soal yang menurut saya sulit dikerjakan. Sementara yang lainnya enggak.
Tapi ternyata, guru melakukan itu karena ada alasannya. Baru waktu kuliah saya paham alasannya apa, wkwk. Beliau hanya ingin adil pada muridnya, hehe
LikeLiked by 1 person
jadi, guru mbak kinan itu tujuan sebenarnya baik ya
LikeLike
Yups. Betul sekali, Mas. Kadang niat baik itu susah dipahami 😀
LikeLiked by 1 person
saya sendiri juga seperti itu, dulu selalu berprasangka buruk terhadap guru, sekarang juga baru merasakan
LikeLiked by 1 person
Berarti harus memosisikan diri jadi guru dulu ya, agar bisa merasakan dan nggak suudzon dengan perlakuan guru, hehe
LikeLiked by 1 person
yang ini akan lebih menghayati
LikeLike
Huahahaaa 😃 … anak jaman now yaa berani bilang spontanitas kayak gitu …
Jaman aku kecil dulu,mana ada yang berani nyeletuk ke guru …
LikeLiked by 1 person
pandai bicara bro, tapi tidak mau mendengarkan.. mereka perlu di ajari cara mendengarkan yang baik
LikeLike
Wah kalo ada guru begini jadi pengin jadi guru deh pak 😊
Apalagi saya juga lg kuliah di pendidikan ini
Semangat pak
LikeLiked by 3 people
harus luwes mas jadi guru tuh, main tarik ulur dengan anak anak, juga berlatih negosiasi
LikeLiked by 2 people
Wah susah juga
Guru teknik di SMK juga gitu ya pak ?
LikeLiked by 2 people
semakin jenjang sekolah nya Tinggi semakin enak ngajarnya
LikeLiked by 2 people
Terima kasih pak
LikeLiked by 3 people
sama sama..yang jelas kalau anak SMK harus total, kalau kita ragu-ragu.. mereka akan membully kita, kalau di kasar in, mereka tidak akan segan mengajak berkelahi
LikeLiked by 2 people
Ngeri ngeri sedaap ini mah 😁😁
LikeLiked by 3 people
udah resiko sih
LikeLiked by 2 people
Dulu sempat saya berpikir begitu, sampai akhirnya saya paham dalam memahami sesuatu dibutuhkan waktu yg berbeda, sampai sempat berpikir apakah saya bodoh? wkwkwkwkw….. 😂
LikeLiked by 1 person
akhirnya tercerahkan juga ya
LikeLike
Astungkara mas.. 😂
LikeLike
guru panutanque ><
LikeLike