Berawal dari mahalnya peripheral komputer untuk kebutuhan Laboratorium Komputer, maka kami (Kepala lab, teknisi, tukang disuruh –aku) berdiskusi untuk mencari solusi pengadaan komputer lab agar pelaksanaan UNBK tahun depan dapat berjalan dengan lancar dan murah meriah.
Tujuannya hanya satu, sesinya agar dapat dapat dikurangi. Karena saat ini kami menyelenggarakan sampai sesi 3. Kalau dapat dipangkas menjadi satu sesi saja nantinya juga akan dapat menghemat anggaran. Anak-anak juga tidak akan menunggu berlama-lama sampai sore.
Anggaran sangat mepet, karena tahun ajaran baru ini -2018/2019 totally free. Makasih banget hlo pak Bupati, kami harus mencari alternatif pemasukan dari sumber lain untuk menjalankan “dapur” sekolah. Kalau sekolah swasta sih enak, mereka dapat menarik iuran kepada wali murid dengan bebas tanpa terbentur dengan aturan, tapi bagaimana dengan sekolah negeri ?. Kalau anggaran turunnya sesuai jadwal sih tidak mengapa. Hla di kirain kalau kegiatan itu tidak membutuhkan banyak biaya kali.
***
Ada yang mengusulkan kita membeli komputer bekas dengan harga yang sangat miring, namun saya menolaknya, dengan alasan spesifikasinya terlalu rendah dan lebih sering rewel. Jika terlalu rendah maka beberapa tahun lagi pasti tidak akan dapat di gunakan secara efektif. Maka saya mempunyai usul * kalau hanya menolak namun tidak memiliki solusi ya sama aja boong* untuk mencoba menggunakan Raspberry Pi 3 sebagai Clientnya, sedangkan servernya masih tetap yang ada.
Satu unit Raspberry Pi 3 hanya sekitar 300 an, dan itu sudah termasuk modul WiFi yang sudah terintegrasi dengan chipnya, jadi tidak perlu repot repot untuk menambah pengkabelan lagi, apalagi membeli modul terpisah. Maka lebih praktis di pindah pindah dan tidak memerlukan space yang banyak di meja. Dan ketika sudah selesai menggunakan, kami dapat menyimpannya lagi di sebuah box.
Monitor, Keyboard dan mouse yang lama dapat digunakan kembali, sedangkan PSU tidak lagi digunakan, karena sumber daya Raspberry hanya kecil, bahkan dapat menggunakan powerbank.
Nantinya kita hanya akan menambahkan converter dari HDMI ke VGA dan membeli usb port bus.
Untuk OS nya kami tidak akan mungkin menggunakan Debian, beuh apalagi Raspbian, buat apaan coba?. OS itu hanya cocok untuk pengguna tingkat lanjut dan hanya cocok untuk belajar internet. Jika untuk produkfif misalkan office atau yang lain, I said big NO. Hla mengatur printer aja susahnya minta ampun.
Maka dari itu, kami pasti akan memasang Windows 10 IOT. Tujuannya jelas, aplikasi dan program program pilihan dapat berjalan lancar disana. Tidak harus setting ini dan itu hanya untuk masalah sepele.
Have a nice day.
Menurut saya kamu orang nya rendah hati sekali mas 😊
Maap belom sempat nyoba aplikasi proxy nya 🙏
OS pake Ubuntu unity mas 😆
LikeLiked by 1 person
😂😂.. kalimat mana coba yang menunjukkan rendah hati?
LikeLiked by 1 person
Bukan kalimat mas, tapi aura mu, eaaa 😂
LikeLiked by 1 person
jiaaahhaa haa..😂😂😂, meledek niih
LikeLiked by 1 person
ora mas, kamu dipuji bukane bilang aamiin opo makasih malah dikira ngece ki jan 😆
LikeLike
😂😂 hlah saya ini merasa orang biasa, ..normal..bukan saint
but.. thanks
LikeLiked by 1 person
sama sama, kalah saya pengetahuan hardware nya sama mas e 😁
LikeLiked by 1 person
duh, ilmu komputer kan ilmu cepat mas, pengetahuan hardware bisa di dapat dalam sehari. Asal ada Google, semua orang bisa lah..
Kalau pemrograman ya butuh waktu. Itupun masih bisa di pelajari sendiri.
LikeLiked by 1 person
Hahaha, bener banget mas 😁
LikeLike
sebenarnya kalo pake pi untuk lab masih ada PR bikin box buat pi. kalo nggak, takutnya kesampluk bocah malah buyar pak. 😁
LikeLiked by 1 person
iya juga sih, tapi ini kan bisa di minimalisir biaya nya, malahan anak anak bisa di berdayakan untuk membuat box sesuka mereka, terus dipakai bersama..kan lebih membanggakan.
saya suka.hemat daya nya..
LikeLiked by 1 person
nah kalo itu sip. soalnya selain harga box yg gak murah (kalo dibandingkan dengan harga pi) ngajak partisipasi anak2 biar ikut merasa handarbeni, jadi ikut merawat labnya.
LikeLiked by 1 person
iya, padahal.hanya akrilik seperti itu
LikeLike
Duh, gak paham komputer2 – an 🙂
LikeLiked by 1 person
Mas Seta ternyata dipercaya sbgai seksi kerepotan ya, jd pengurus lab komputer, 😂😂
Ya, bgtulah nasib skolah negeri, aplgi klau dana BOSnya telat dtng sprti skrg, ya jd bikin pusing…smntra kita dituntut spy ttp mnjlnkan program2, tp dana operasionalnya tlat cairnya, beuh…kepseknya yg kewalahan, tukang talang trus, 😭😭
Tp syukurlah, utk thn ini kmi blm UNBK jd ya blm rpot2 dg urusan komputer atau lab, sklpun thn dpn kmi ikut UNBK, ya mungkin msh numpang k skolah lain…mklum, skolah di kampung kek bgini gmn bs siap dg ujian dg moda itu..
LikeLiked by 1 person
itulah kendala nya pak, telat turun..hla mau bayar listrik pakai apa coba. kegiatan extra juga harus ada duit, kan kami memakai instruktur dari luar guru, misalnya pencak silat.
..ah saya hanya tukang di suruh aja, pak.
kepsek juga kasihan terus😂😂..
iya , lebih enak menumpang di SMA atau SMK, tidak perlu repot setting sana sini, tinggal berangkat..dah selesai. Di sini kalau menumpang, per kegiatan 1 juta.
ada solusi lain, jika tidak menumpang, tinggal menyewa laptop dari SMK kemudian di tambahkan beberapa laptop pribadi..dah beres😂😂
LikeLike
Gmn hasilnya dah dipake pas simulasi kah …..
LikeLike
Belum semua full memakai Raspberry
LikeLike