Easy talk. Tulisan ini agak ngaco. tapi valid.
Kecenderungan anak ABG (SMP, SMA) sekarang adalah memimpikan apa yang tidak mereka miliki tanpa memiliki pijakan yang kuat dan jelas.
Dengan kondisi yang seperti ini, maka kemudian munculah budaya rental/persewaan di kalangan remaja.
Pada mulanya rental ini membudaya hanya untuk peminjaman kamera DSLR, ini normal, karena untuk membelinya sendiri membutuhkan biaya yang besar, maka solusi murahnya adalah menyewa kamera kepada teman lain.
Apakah begitu urgentnya untuk rental? Apakah mereka dapat memaksimalkan barang rentalan itu?Tidak. Kebanyakan mereka hanya memakainya untuk menambah daya tarik kepada teman yang lain, biar mereka mengatakan wow. Dengan Petentang-petenteng kesana-kemari memakai kalung DSLR kan kelihatan keren bagi mereka. Bak Photographer.
Berapakan biaya sewa kamera DSLR ? Per 24 jam 50.000.
Kemudian, setelah dirasa kamera DSLR terlalu berat untuk mereka bawa dan harganya kadang terlalu tinggi untuk ukuran ABG juga memiliki resiko lebih tinggi jika mengalami kerusakan, lantas ada lahan baru persewaan, yaitu kamera aksi (action camera).
Kamera ini lebih ringan dan mudah dibawa bawa daripada DSLR, namun tetap mampu menambah aura keren. Bonusnya, jika mereka menyewa kamera aksi ini, mereka bisa memperoleh selfie stick dan wadah anti airnya sekalian.
Untuk apa mereka menyewa? Mereka menggunakannya untuk merekam perjalanan liburan atau hanya sekedar membuat vlog lucu-lucuan. Naik motor di sore hari misalnya.
Pada umumnya, anak-anak menyebut segala merk kamera aksi dengan nama Yi Cam. Meskipun itu bermerk, Go Pro, SJ Cam,B-Pro, Kogan, Sony dan lain lain. Pokoknya ya Yi Cam.
Berapakah biaya sewa kamera aksi? Per 24 jam 30.000.
Setelah kedua benda mahal itu menjadi barang laris untuk persewaan, maka akhir akhir ini mereka kemudian membuat trend baru dengan menyewa barang fashion. Misalkan jaket, sepatu, rok, jilbab, bahkan kemeja, kaos dan gelang.
Kenapa mereka sampai dengan tega menyewa benda prbadi tersebut? Alasan logisnya, bagi mereka agar terlihat bagus ketika di foto menggunakan kamera DSLR yang ironisnya juga barang sewaan.
Ini merupakan budaya hedonis, boros. Untuk hal yang tidak terlalu penting. Anak-anak sekarang mendapatkan tuntutan baru untuk dapat eksis di depan teman-temannya.
Namun ada pula anak anak kreatif yang melihat peluang ini sebagai lahan untuk menambah uang saku. Mereka membeli barang-barang mahal yang dapat di sewakan, kemudian menawarkannya melalui media sosial. Bayangkan, persewaan kamera aksi itu tidak pernah seharipun dirumah, sehingga kasarnya mereka memiliki pendapatan 30 hari kali 30.000 = 900.000 per bulan hanya dengan menyewakan kamera yang paling murah sekitar 750.000 (yi-cam). Bagaimana kalau dia memiliki 4 kamera aksi? Hitung sendiri pendapatannya. Ini namanya Easy Money.
Ada sebuah kasus dimana orang tua remaja putri harus menjual seluruh hasil panennya hanya untuk melunasi biaya sewa kamera yang semakin hari semakin besar, hanya karena anaknya memaksakan diri untuk menyewa hanya agar dapat dikatakan keren.
Bagi anak yang dapat menabung, saya mengakui mereka sangat luar biasa. Dimana uang saku sekarang rata-rata habis untuk membeli pulsa dan makan ditempat yang instagramble, namun mereka mampu menyisihkannya.
Have a good day bro.
Ini benar sekali. Ketika saya meminjamkan kamera untuk tugas cinematography anak saya, yang pertama kali dia tanya adalah, “emang yang ini harganya berapa, mam? Kenapa gak yang itu aja?”. Bukannya bertanya bagaimana cara mengoperasikanya. Begitu saya sebut angka, dia langsung “laporan” pada teman-temannya di grup WhatsApp.
LikeLiked by 3 people
berarti budaya Seperti ini sudah menjalar kemana mana
LikeLike
Kalau sewa kamera sih, saya nggak heran karena emang mahal kalau beli. Tapi kalau jaket, gelang, jilbab, dan yang lainnya itu… rasanya kok berlebihan banget.
Dan sedihnya nih, bila alasannya hanya karena biar keren waktu difoto, itu dangkal banget. Mereka kan sama aja nggak mau menunjukan jati diri sendiri dan ingin terlihat wow. Kalau untuk keperluan pekerjaan sih oke. Tapi kalau mau buat pamer doang tuh… kok malah terkesan palsu.
LikeLiked by 2 people
inilah kelakuan anak anak sekarang, lebih mementingkan apa yang terlihat dari luar saja
LikeLiked by 1 person
Unik yaa.. baru tau perkembangan nih. Uda jarang kontak sama anak jaman sekarang. Lebih menarik diri, mending ga tau,daripada ikut2an. Tapi overall, ini gambaran padet dan menusuk. Untuk ide bisnis rental kameranya good. But budaya nyewa kemudian sombong untuk eksistensi itu, busuk.
LikeLiked by 4 people
saya hanya sekedar tau, Karena saya sering berinteraksi dengan mereka.
Saat ini budaya pamer pamer sudah mulai mengarah ke hal negative lainnya
LikeLiked by 1 person
πππ
LikeLiked by 1 person
Alhamdulillah budaya seperti itu di daerah saya belum ada sih mas, walau mungkin saja beberapa tahun ke depan akan ada.
Tapi menjadi diri sendiri memang lebih baik.
LikeLiked by 1 person
belum sampai aja mas. mudah menular sih kalau seperti ini
LikeLike
ironis memang demi ngisi feed ig rela keluar banyak duit. jaman now π
btw saya setuju sama bang hafidh soal ide bisnis rental kamera memang bagus, tapi kalo didaerah saya sini sudah sangat menjamur banyak saingan
LikeLiked by 1 person
masih ada peluang jika memiliki kamera di atas rata rata..
tapi itu tidak selamanya. negative
LikeLike
Kebutuhan medsos emang hemmm
LikeLike
betul sekali ve, namanya juga anak seumuran segitu
LikeLike
Hedonisme bgtu smakin merambah d abad ini ya..π π π
LikeLike
luar biasa cepatnya..
luar biasa efeknya
LikeLike
Baru tau kalau budaya nyewa sudah sampai ke tahap yang dilatar belakangi alasan ndak mutu macem “biar keliatan keren aja sama yang lain”, seekstrim itukah karakter anak muda jaman now, butuh banget pengakuan dari orang lain, sampai-sampai accesories pun mesti nyewa cuma demi eksis..
miris..
LikeLiked by 2 people
Begitulah Kenyataanya…ini juga Karena lingkungan yang mendukung terjadinya budaya tersebut
LikeLiked by 1 person
Kita hidup di zaman sharing economy sekarang. So, wajar2 aja sih menurut saya. *walaupun belum pernah rental kamera. π
LikeLiked by 2 people
tuntutan jaman. saya kira..
tidak bisa di hindari, ini nanti mungkin akan tumbuh pasar baru di luar perkiraan anak anak tua π
LikeLiked by 1 person
Baru tau ternyata ada yang nyewa baju dan aksesoris dsbnya. Busyet.
LikeLike
jadi inget dulu jaman awal keluar flashdisk, kayak fasilitas bergaya wajib punya.
dan kemudian waktu beli karena butuh pun mesti patungan sama teman kos yang jadi dipake bersama.
mungkin itu karena dulu gak ada yang nyewain flashdisk kali ya? ππ
LikeLiked by 2 people
dulu belum memiliki sifat-sifat komersil π. karena anak kos yang penting kebersamaannya
LikeLiked by 1 person
wah, begitu ya model abg sekarang biar dikatakan wow oleh rekannya.
rental pacar kayaknya prospek nich.
LikeLike
mas mau??π
LikeLike
Baru tau ada rental2 kamera dan barang2 pribadi macem jilbab, baju dll.. kreatif sih, tp beresiko barang jd rusak.. aplg klo baju, celana and other things to wear.. selain rentan sobek, ada kemungkinan terkontaminasi penyakit klo gak dicuci bersih.. utk nyuci bersih pun juga gak sembarangan, semua tergantung bahannya..
Yg dulu pernah aku denger itu ada rental mainan bayi dan anak2.. klo gak salah yg minjem sekolah2 PAUD gitu
LikeLike
Kalau di sini apapun merek nya di sebut go pro mas π ngambil merek yg mahalan
LikeLike
wah itu malah asyikπ.. ini malah yang tengah”
LikeLike
Di sini emang gitu mas. Angkot aja di sini di bilang taksi padahal kalau di kota lain taksi itu argo π
LikeLike
jadi semua hal di buat hiperbolik ya mbak..duh bisa salah asumsi donk kalau saya kesana
LikeLike
Sudah banyak korbannya mas π . Kalau kadang saya lupa bilang angkot jadi taksi orang2 dr kota lain kira kami ini kaya2 tiap hari naik taksi
LikeLike
harus menurunkan ekspektasi nih kalau main kesana
LikeLike