Dalam suatu pengajian (lebih kepada motivasi biasa sih sebenarnya) yang aku liat dan dengar dari YouTube beberapa pekan yang lalu, penceramahnya mengatakan bahwa tetangga miskin lebih penting daripada tetangga kaya, mengapa?
Jika ada suatu kegiatan di lingkungan masyarakat, tetangga miskin selalu lebih rajin dalam bekerja dibandingkan dengan tetangga kaya.
Apakah yang angkut angkut kursi tetangga kaya? Bukan.
Apakah yang membuat minuman dan makanan tetangga kaya? Bukan.
Apakah yang berbelanja di pasar adalah orang kaya? Bukan.
Orang kaya hanya akan datang dan melihat-lihat sambil berbicara, “ Bagaimana tempatnya? Sudah beres??” sambil manggut-manggut dan mengatur mana yang tidak tepat. Selebihnya hanya duduk dan mengobrol dengan memberikan retorika yang tinggi.
Kalau rumah di tinggal pergi dalam waktu yang lama, siapakah yang akan ikutan menjaga rumah? Orang kaya? Bukan. Tetangga kaya akan sibuk dengan urusannya sendiri. Bagaimana jika mereka sebal dengan tetangga kaya kemudian malah meloloskan maling yang masuk ke rumah?. Atau malah memberikan jalan pintas yang mudah?.
Ketika ada kematian, siapakah yang mengangkat keranda sampai di kuburan? Ya tetangga miskinlah, siapakah yang membuatkan lubang kubur ketika ada yang meninggal? Pasti tetangga miskin. Tetangga kaya hanya akan melihat sambil berkata,” Lubangnya udah dalam belum?”. Yang menggali lubang sambil membatin, “ reneo lek tak cemplungke sisan yen pengen reti jerone”.
Jadi jangan semena-mena terhadap tetangga miskin, katanya. Mereka lebih penting daripada kelihatannya. Mereka bekerja di belakang sebagai supporting dan tidak kelihatan. Tidak seperti tetangga kaya yang kerjanya sedikit (banyak omong dan sinisme) namun kelihatan orang banyak.
Namun, ketika ada hajatan dan banyak tamu yang datang, siapakah yang akan menjadi barrier di depan sana? Tetangga miskin? Bukan. Ketika banyak pejabat datang ke kampung dan ingin berbicara, dan kita membutuhkan orang yang cakap serta luwes menghadapi orang tinggi semacam itu siapakah yang akan meladeninya? Tetangga miskin? Bukan. Ketika suatu acara membutuhkan sambutan dengan kata kata indah, siapakah yang di korbankan untuk berbicara di depan orang banyak? Tetangga miskin? Jelas bukan. Mereka akan merasa risih dan tidak percaya diri.
Ketika kami mengadakan kegiatan kampung dan membutuhkan tambahan dana agar anggaran tidak minus, siapakah yang akan kami mintai sumbangan? Jelas bukan tetangga miskin. Untuk makan besok saja masih banyak pertimbangan, apalagi di mintai sumbangan sukarela. Meskipun mereka pasti akan mau, namun kami juga tidak akan tega. Apalagi dalam buku sumbangan itu tertulis dengan jelas nama penyumbang dan jumlah sumbangan. Malu lah kalau tidak umum dengan yang lain.
Jadi kesimpulannya, tetangga kaya dan tetangga miskin itu memiliki manfaat masing-masing.
Tetangga miskin mengorbankan tenaganya, sedangkan tetangga kaya mengorbankan harta dan pikirannya.
Mereka dapat saling melengkapi satu dengan yang lain sehingga tercipta hubungan warga yang baik. Berbuatlah baik kepada tetangga kiri kanan, meskipun bukan saudara. Mereka malah melebihi saudara kita, siapakah yang akan kita mintai pertolongan jika tiba-tiba ada sesuatu mengenai kita? Saudara? Ya kalau saudara itu lokasinya berdekatan, kalau tidak? Maka yang jadi ujung tombak tetaplah tetangga terdekat.
Bertengkar dengan saudara sendiri selama bertahun-tahun toh kita dapat hidup nyaman, namun bertengkar dengan tetangga? Haduh, hidup terasa tidak enak.
Bersosialisasi itu penting, demi kesehatan jiwa kita juga. Bercanda dengan mereka walau hanya sebentar dapat meringankan beban kita.
Hidup ini terlalu singkat untuk kita nikmati sendiri.
Cobalah.
End.
Btul ulasannya, sy stuju. Keduanya saling mlengkapi, jd gak boleh saling mencela…
LikeLike
yah kadang kita tidak saling mengerti bahwa manusia itu majemuk agar dapat saling melengkapi, kalau semuanya sama ya tidak akan dapat berjalan
LikeLike
Setuju mas, baik yang kaya atau miskin harus saling menghormati.
Dan hubungan antar tentangga memang sebaiknya dijaga, karena tetangga kadang jauh lebih dekat dengan kita dibanding saudara kita sendiri.
LikeLike
Bukan hanya kadang mas, tapi selalu
LikeLike
ya betul kita hidup bersama, jangan terjebak stratifikasi kaya atau miskin, semua tetangga adalah saudara kita jangan menghubungi saat butuh saja, smg kita bs saling bekerjasama…
LikeLiked by 1 person
Seharusnya seperti itu, di jalanin saja peran masing-masing
LikeLike
yang namanya tetangga, sepertinya sama pentingnya, bukan memandang kaya miskinnya, tapi memandang sebagai tetangga.
LikeLike
tapi kenyataannya tidak seperti itu,
ada yang mengeksklusifkan diri
LikeLike
Miskin harta tapi peduli lebih baik dibanding kaya harta tapi ga peduli.
Suka artikel ini.
Followed.
Cheers 😀
LikeLiked by 1 person
Kalau keduanya peduli lebih baik lagi
LikeLiked by 1 person
Betul sekali 😀
LikeLike
miskin dan kaya spertinya memang tidak dapat di pisahkan
LikeLike
Aku jadi mikir, tetanggaku kaya atau miskin yha, aku ndak tahu. Tapi lebih baik gausah tau. Kalo aku sih lebih memilih tetangga yang nggak suka ngegosip dan ibu-ibunya nggak nongkrong nggak jelas menjelang maghrib hehe.
LikeLike
Hlah itu kan lagi bersosialisasi..
LikeLike
Uh, bener kaka, dua2 nya penting, cuma sekarang kebnyakan org kaya agak sumbing sih, hehe
LikeLike
Gak sombong sih sebenar-benarnya kalau kita pendekar nya benar
LikeLike
Mantapppp
LikeLike