Ada banyak ucapan sayang menjelang akhir tahun ajaran

Sudah tiga tahun anak – anak itu ada di sini. Sebentara lagi mereka akan lulus dan mencari sekolah yang sesuai dengan mereka (dan kantong orang tuanya). Waktu tiga tahun terbilang sangat singkat, tahu tahu mereka sudah berubah.

Semakin tahun, anak anak semakin menjadi “berani” untuk menyatakan isi hatinya. Sebagian besar sudah tidak lagi malu-malu untuk mengatakan apa saja yang ada dalam pikirannya.

Dalam satu minggu ini, aku sudah mendapat 9 anak menyatakan perasaaan sayangnya kepadaku melalui Whatsapp dan 2 melalui SMS tanpa menyebutkan nama. Mereka rata-rata menostalgiakan kejadian-kejadian yang telah mereka alami dengan saya.

Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak OSIS yang penuh kegiatan dan anak-anak putri yang sering nongkrong di sekolah untuk wifi an.

Yah maklum adanya, karena aku sering membuat acara kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang berkaitan dengan banyak hal. Bukan karena aku mempunyai kompetensi yang tinggi sehingga sering di dapuk menjadi ketua, namun hanya karena tidak ada yang mau capek capek bekerja diluar jam nya. he he.

Saya bukan guru yang tampan rupawan, malah kalau dalam foto bersama saya termasuk low under the low, he he. Namun anehnya anak anak itu bisa begitu sayangnya sampai tidak tahan untuk berbicara.

Saya dibenci oleh anak anak yang malas, di benci juga oleh anak anak yang pintar karena selalu memberikan level kesulitan yang semakin tinggi.

Ketika mereka menyatakan sayangnya, biasanya aku hanya memberikan emoticon senyuman saja agar mereka senang, takut di screenshoot dan takut terkena jebakan.

Kita harus bersikap bijaksana terhadap mereka, saya sendiri memposisikan diri sebagai bapak tua daripada bersikap sok akrab dengan anak-anak itu.

Ini bahaya.