Ketika mengajar di kelas, baik kelas kecil maupun yang besar saya selalu menggunakan pengeras suara. Sudah mirip dengan seminar saja.
(sampai saat ini saya tidak tahu nama yang baku untuk alat ini)
Pengeras suara akan membuat energi saya untuk berteriak-teriak selama beberapa jam pelajaran menjadi lebih ringan. Mengajar itu capek, meskipun banyak orang mengatakan kami hanya menggunakan mulut saja untuk bekerja. Instruksi juga akan lebih jelas ketika menggunakan pengeras suara dibandingkan dengan teriakan.
Pengeras suara tidak hanya berguna bagi saya sendiri, namun akan sangat berarti ketika memberikan tugas peserta didik untuk reading english.
Di kelas yang sangat heterogen, ada beberapa anak yang memiliki volume lebih lemah daripada yang lain. Nah, pengeras suara ini akan efektif digunakan untuk peserta didik yang model seperti ini. Dengan menggunakan pengeras suara, maka suara mereka akan terdengar jelas oleh teman-temannya.
Masalah yang sering saya hadapi adalah sebagian dari mereka pada awalnya sangat sulit untuk memegang mikro-phone. Takut. Saya harus membujuk mereka pelan-pelan agar mau menggunakannya. Mereka masih merasa malu untuk mendengarkan suara nya sendiri ketika keluar dari speaker. Namun setelah beberapa kali menggunakannya mereka sudah mulai terbiasa dan juga sudah tidak merasakan tekanan berarti ketika harus memegang mikro-phone.
Bagi sebagian orang lain mungkin aneh, namun bukan hal sepele jika tidak terbiasa dengan benda ini, saya menemukan ada beberapa anak baik putra maupun putri yang menjadi berkeringat dingin setelah menjawab pertanyaan menggunakan Mike. Bahkan ada yang pucat pasi. Apalagi yang barus pertama kali menggunakannya, saya pastikan memegang-nya serasa memegang suatu benda yang menakutkan.
Masalah kedua yang timbul adalah, ketika saya menyetel-nya terlalu keras maka akan mengganggu kelas yang lain. Jelas saja akan membuat guru yang lain menjadi berang.
Saya menggunakan pengeras suara yang portabel, dan tentu saja dengan mike yang wireless.
Dengan model yang potabel saya bisa bebas membawanya ke kelas-kelas tanpa harus kerepotan. Dan dengan mike yang wireless saya juga dapat bebas kemana-mana tanpa harus terbelenggu dengan kabel.
Wireless juga lebih memudahkan peserta didik untuk menggunakannya secara bergiliran tanpa perlu bermain-main dengan kabel.
Saya pake untuk mengajar di masjid dan kalau ada acara kumpul-kumpul di rumah, atau pas camping outdoor beberapa keluarga.
LikeLike
Enak ya mas, gak harus capek, suaranya juga dapat di buat menjadi berwibawa
LikeLiked by 1 person
Bener banget
LikeLike
Setuju, mngajar itu capek walau sering dianggap biasa hikss
LikeLike
Belum pernah mengalami nya sendiri sih, jadi bisa mengatakan seperti itu ya ver…lagian mana ada pekerjaan yang tidak enak??.. nganggur aja Juga capek kok ya ver
LikeLike
Setuju ya kalau ngajar capek, orang ngumong sekata-katanya aja 😂
Kalau saya tu muridnya mesti gemetar
LikeLike
Yah, benar sekali.. apalagi kalau sore masih ada ekstra, capek banget
LikeLiked by 1 person
Saya ngomong aja capek apalagi ngejelasin
LikeLike
Dengan powerpoint saja, menjadi hemat menjelaskan😂
LikeLiked by 1 person
Kalau ngajar les ga bisa pakai pp 😅
LikeLike
Pake tablet saja Kalau gitu😂
LikeLiked by 1 person
Wah metode pengajaran yang unik nih mas, dengar pengeras suara, semua siswa jadi lebih mudah denger materi yang disampein, termasuk yang duduk paling belakang
LikeLike
Ya pada intinya saya gak mau capek saja mas
LikeLike
Hhaa. Bgus mas, bisa kasih keuntungan buat guru dan siswa.
LikeLike
Beginilah guru guru yang malas, selalu cari yang gak membuat capek
LikeLike
Ini malah kreatif kok mas
LikeLike
Ah Tidak juga mas
LikeLike
jadi ingat walkman klo liat ini hahaa
LikeLike
Kalau ingat walkman tentu saja pasti ingat koleksi kaset
LikeLike
Wah, sy blm prnah coba…😀
LikeLike
cobalah pak, hemat energi kok
LikeLike