Naik motor kok gerah?

 

 

sumber : google

Orang tua dan aku sendiri lebih suka kemana-mana memakai motor. Motor lebih irit dan terkesan romantis. Motor juga kalau digunakan untuk bertamu di kampung tidak terlalu intimidatif dibandingkan dengan menggunakan mobil.

Ayahku sekarang termasuk dalam usia yang lanjut, terbukti dengan tetangga – tetangga yang mulai dengan memanggil beliau dengan sebutan Mbah.

Karena sudah agak lanjut maka gerakan motorik-nya dalam mengendarai sepeda motor tidak se-lincah dan se berani beberapa puluh tahun yang lalu. Manuver sederhana saja sekarang sudah menjadi kaku dan membutuhkan penyesuaian yang banyak.

Bapak dalam mengendarai motor juga sangat lambat. Sering sekali aku merasa ngeri ketika sedang di-belakangnya untuk ngemong. Bapak sering banget di klakson berkali kali karena pengendara yang lain merasakan kecepatannya mengganggu perjalanan.

Kalau sudah seperti ini ibu selalu mengatakan dengan nada sinisme ,” iki wong ngepit kok sumuk yo?”  (ini naik motor kok terasa gerah ya, aneh).

Setelah mendengar sinisme sadis seperti itu biasanya bapak langsung panas hati dan tancap gas. Meskipun hanya maksimal 60 km per jam saja.

Meskipun dengan kondisi demikian, bapak sama ibu ketika kemana-mana masih tidak mau diantarkan menggunakan mobil. Alasan ibu adalah mobil rasanya tidak nyaman, terasa sumpek, apalagi kalau sudah terkena hawa AC dan parfum mobil. Ibu dipastikan  akan muntah.

Ibu lebih memilih naik mobil yang sederhana dengan hembusan angin daripada menggunakan mobil yang serba tertutup.