Kalau muridnya adalah lawan jenis, Jawabannya adalah tidak.
Mengapa tidak boleh?
Alasan mendasar dari itu adalah tanggung jawab. Untuk anak seumuran itu mereka sudah bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Lain dengan anak SD yang masih belum tahu mana yang benar dan tidak dalam hubungan sosial.
Alasan lain adalah kita meminimalkan kejadian yang melibatkan guru diluar konteks belajar dan mengajar. Kan satu hal yang memalukan ketika terjadi kecelakaan bersama murid dan malah kita menanggung derita. Kita boleh saja memakai sejuta alasan pembenaran untuk tindakan kita, namun masyarakat mana mau tahu tentang itu semua, karena buktinya adalah bersama dengan muridnya.
Alasan lain, menjaga fitnah. Hubungan guru dan murid yang terlalu dekat rentan menimbulkan opini negatif. Tetangga murid tersebut pasti akan menyebarkan hal yang tidak tidak mengenai kita.
Jadi, ketika guru melihat ada anak yang belum pulang, biarlah temannya mengantarkan pulang, atau kalau memungkinkan menghubungi orang tuanya agar segera menjemputnya.
Namun kalau ingin menjadi guru yang disukai murid karena baik hati sering mengantarkan kemana-mana ya itu hak pribadi guru tersebut.
Yah pada intinya, kami takut tentang opini masyarakat yang tidak baik mengenai citra seorang pendidik.
ya boleh-boleh saja, mengapa tidak. hehehee
LikeLike
ha ha.lawan jenis hlooo yaaa
LikeLike
Aku gg pernah juga antar siswa pulang heee kecuali perempuan. Itupun ketika aku lagi baik hati heee
LikeLike
ya harusnya seperti itu, ver. Kalau laki-laki malah minta di goncengin ya
LikeLike
Eh kalau bisa gg pernah nganter laki2
Gedhe murid akuh heee
LikeLike
ya memilih murid yang kecil kecil saja ver
LikeLike
Guruku SMA dulu pernah mengantar kami pulang, tapi ramai2 naik mobil, kondisinya kami lagi kemaleman dan ga dapat bus. Jadi beliau berbaik hati mengantar kami dengan mobilnya..
LikeLike
nah kalau bareng bareng kan jelas, tidak mungkin terjadi hal yang tidak tidak he he
LikeLike
Iya Mas.. 😀
LikeLike
yang perlu dihindari kan hanya berdua, menghindari gosip
LikeLike
Iya, betul.
LikeLike
Sewaktu SMA, ada temen saya yang di hari tertentu selalu dianter sama salah satu Guru di sekolah saya. Bahkan saat pulang pun mereka berkendara bersama.
Usut punya usut mereka ternyata kakak-beradik. Wkwkkwk
Baiknya emang gak dianterin sih, takutnya menimbulkan isu ini itu. Hhee
LikeLike
Ah.. kalau seperti tuh temenku juga ada,
LikeLike
Ya apalagi kalo gurunya masih tergolong muda. Antara murid masih cocok disandingin, malah gosip nyebar kemana2. Tapi tergantung orgnya jg sih.. tahu diri tdknya. Kkkk
LikeLike
Tidak bisa memahami kode etik guru Kalau sudah ada gossip tapi malah masih nekat😂
LikeLike
Menghubungi orangtuanya atau meminta teman mengantar pulang memang pilihan yg lebih bijak kok 🙂
LikeLike
Iya, daripada seorang guru harus bertanggung jawab kepada hal hal yang diluar kompetensinya
LikeLike
betul 😊
LikeLike
malah gurunya yang repot
LikeLike
Dalam keadaan darurat, gak apa sih saya rasa, sesekali. Misalnya kalau sekolah di kampung, kbanyakan siswa jlan kaki baik berangkat maupun pulang sekolah. Nah, kalau kebetulan jalannya sama menuju pulang, kita pakai sepeda motor terus siswa cewek berjalan pulang dan teman lainnya gak bisa nganterin, kalau ybs mau / bersedia nebeng, saya pikir gpp sesekali, asal tidak keterusan.
Tapi, intinya, seperti yng Anda mksudkan di atas, saya paham aja, dan memang harus dijaga….
LikeLike
dalam keadaaan yang sangat terpaksa dan tidak ada alternatif lainnya pak,
kalau keterusan sih ya tidak baik he he
LikeLike
setuju mas, kecuali kondisi darurat
LikeLike
Iya Bu , kondisi darurat adalah sakit
LikeLiked by 1 person