Judulnya sombong banget.
Mungkin sekolah kami merupakan salah satu dari sekian banyak sekolah langka dimana tidak ada satupun guru laki laki yang merokok.
Entahlah kenapa kami dapat berkumpul di satu tempat yang sama.
Mulanya saya dulu tidak menyadarinya selama berbulan bulan, namun setelah melakukan piknik kesana kemari bersama-sama akhirnya saya baru mengerti bahwa kami tidak ada yang merokok. Satupun.
Ketika kami saling bertanya mengenai alasan masing-masing, kami saling memberikan inti bahwa merokok hanya membuang-buang uang. Serempak mereka memberikan alasan, lebih baik mereka memberikan uang itu kepada anak atau istri untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat. Misalnya untuk menambah uang saku anak atau membeli pulsa.
Dan saya sendiri, alasan utamanya karena sudah merasa merokok itu tidak enak, tidak memberikan kenikmatan. Pahit dan mulut seperti terbakar, kebas di lidah dan bau keringat menjadi aneh.
Jadi ketika kami berkumpul di sekolah, kami merasa saling nyaman tanpa bau asap rokok yang mengganggu. Dan akan betah berlama –lama di dalam ruangan ber AC tanpa meributkan mulut yang terasa makin masam.
Konsekuensi dari orang yang tidak merokok adalah mereka menjadi suka ngemil. Persis dengan perempuan.
Untuk menyiasatinya kami membeli permen karet atau permen satu kantong itu agar mulut ada kerjaan. Atau kadang membeli cemilan kiloan.
Dan akhirnya, jumlah uang yang dikeluarkan malah lebih banyak daripada membeli rokok.
Namun dari segi kesehatan dan stamina jelas kami lebih juara. He he..Ketika terasa capek kami mudah pulih, ketika sakit juga lebih mudah untuk diobati. Mendaki gunung? Jelas nafas kami lebih panjang dari perokok yang tidak henti-hentinya batuk.
Dan berkenaan dengan murid, kami bisa bebas tanpa merasa bersalah untuk mengingatkan mereka untuk jangan merokok apapun alasannya.
Kan sangat aneh ketika kita melarang mereka untuk tidak merokok namun kita sendiri malah melakukannya.
Ketika mereka tahu kita memiliki kebiasan merokok, tentu saja anak-anak akan mengejek di dalam hati.
Andaikan mereka menjawab seperti ini, “ hlah, bapak sendiri merokok, kenapa kami dilarang ???.
Pada umumnya mereka hanya akan berlindung dengan pernyataan bahwa mereka sudah cukup umur dan sudah dapat mencari uang sendiri, sedangkan anak anak belum.
Ah ..jaman sekarang, anak kecil sudah bisa mencari uang sendiri lah.
Namun, kalau tidak ada yang membeli rokok, industri rokok juga akan hancur. Ketika industri rokok hancur maka kita tidak dapat lagi menikmati tayangan olahraga yang berkualitas, ketika industri rokok hancur maka petani tembakau itu juga akan menjadi merana.
Entahlah…
End.
Iya ya, endingnya itu kadang saya kepikiran juga.
Latapi Bapak saya berhenti nanem tembakau sejak 4 tahun lalu. 😀
Berawal dr saya yg ga suka kalau beliau ngerokok.
LikeLike
Efeknya berantai ya
LikeLike
Iya Mas.
LikeLike
Nice…
LikeLike
Thanks..
LikeLiked by 1 person
You are welcome…:-)
and you can visit my blog too…;-)
LikeLike
Wow, hebat skolahnya, gurunya gak merokok…
Di sekolah sy msh ada pak, makanya kmrin itu ada spanduk yg bertuliskan area bebas rokok dr dinas kesehatan gak jd kmi pasang, 😂😂
LikeLike
Seleksi alam mas, gak tau juga kenapa bisa begini
Kalau tempat saya Dinas hanya memberikan penyuluhan seks bebas
LikeLike
Wah bagus deh kalo guru nya juga gak ngerokok, emang jadi lebih punya hak buat larang anak didiknya juga.
Kebetulan saya gak ngerokok juga sih. Dan risih sebenarnya ama bau rokok
LikeLike
Jadi lebih ikhlas buat melarang mereka 😂.
Wah hebat ya mas bisa tidak merokok, jaman sekarang hlo ya.
LikeLike
Iyap..
Lebih seneng duit buat beli kuota mas. Hiiii
LikeLike
Yang membuat sulit tidak merokok adalah lingkungan.
LikeLike
Setuju banget mas, kalo gak ngerokok seringnya dikatain cemen, banci, dan payah. Hhii
LikeLike
Nah persis yang saya terima ketika nongkrong bersama teman teman
LikeLike
Kalo kata temenku yg anak Pertanian, (harusnya) masih ada cara lain pemanfaatan tembakau selain untuk rokok. Hehe.
Tapi emang rokok cukainya paling tinggi sih, jadinya pemasukan buat negara juga kenceng.
LikeLike
Kalau rokok, pemanfaatan nya dapat langsung tanpa pemrosesan yang rumit , easy money
LikeLiked by 1 person
Wah ….jempol dua untuk sekolahnya mas gak ada guru yang merokok,
di sekolahku lebih banyak pak guru yang merokok daripada yang tidak, bahkan yang tidak merokok hanya satu dua orang, parahnya lagi ada guru yang merokok di dalam kelas .
Maka tak heran pula di sekolahku seringkali ditemukan murid merokok
LikeLike
Wah kalau di kelas itu sudah melewati batas, memberikan contoh yang tidak baik.
Saya sendiri sampai sekarang masih heran kenapa semua guru tidak merokok,
LikeLiked by 1 person
iya mas, kelewatan …
dan sayangnya gak bisa ditegur hmmm… orangnya cuwek banget
LikeLike
Tidak ada yang berani ya Bu?
LikeLiked by 1 person
bukan gak berani tapi males sj, karena sdh tahu tipe orangnya cuek biar ditegur gak ada gunanya
LikeLike