Semalam ketika menjelang tidur saya tidak sengaja memikirkan tentang apa yang telah terjadi semasa hidup. Memikirkan hal hal apa saja yang telah aku capai.
Saya kemudian menemukan bahwa saat ini saya menjadi apa yang saya benci semasa dulu.
Dahulu ketika masih sekolah saya sangat membenci pelajaran bahasa inggris. Saya menganggap pelajaran ini susahnya setengah mati. Banyak huruf huruf yang tidak terpakai namun masih saja di tulis. Contohnya Three, ketika saya berbicara maka H nya tidak akan terlihat. Bagi saya waktu itu menganggap bahasa ini boros dalam penggunaan huruf (jiwa kecil saya). Waktu itu saya menganggap tidak ada gunanya mempelajari bahasa antah berantah.
Ketika tidak menyukai pelajarannya maka akan merembet ke gurunya.
Waktu SMP guru bahasa inggris saya pernah menampar pipi sehingga berbekas selama beberapa hari.
Permasalahannya saya mempunyai buku catatan bahasa inggris menggunakan tinta warna warni, ada yang biru dan oranye. Ketika guru saya ingin melihat tugas , dengan tiba tiba beliau melempar buku ke arah muka saya di lanjutkan dengan menampar di pipi sebelah kanan disertai dengan teriakan , “GET OUT !!! GET OUT !!! . Teman teman yang lain hanya melirik saya dengan menahan tawa ketika berjalan keluar kelas.
Mulai detik itu saya membenci guru bahasa inggris apapun bentuknya baik cantik maupun tidak. Baik galak maupun penyabar. Saya merasakan hal selalu sama.
Meskipun saya tidak menyukai bahasa inggris anehnya ternyata saya dapat menguasainya dengan baik. Tanpa bersusah payah belajar saya bisa mendapatkan nilai diatas rata rata kelas.
Saya menguasainya dengan baik ketika menghadapi soal, namun ketika orang lain menanyakan bagaimana saya dapat menjawabnya, saya sendiri tidak dapat menjelaskan. Saya hanya tahu bahwa bagian ini benar dan bagian yang itu salah.
Ketika saya kuliah, saya mengambil jurusan bahasa inggris dengan alasan yang sederhana. Terlihat keren.
Dan disinilah saya saat ini. Menjadi apa yang saya benci bertahun tahun yang lalu.
Saya menjalaninya.
Saya menirunya
Saya bahkan sangat mirip dengan guru yang mengajar saya. (kecuali merokoknya, saya tidak merokok).
Dan saya menikmati hari hari menjadi apa yang saya benci.
Masih banyak lagi kehidupan yang saya benci namun pada akhirnya sekarang malah menempel di kehidupanku sendiri.
End
👍
======
http://ninja150ss.com
LikeLike
thanks
LikeLike
Itulah hidup,kadang aneh.
LikeLike
menjadi pelajaran bahwa yang kita benci kadang bukan hal buruk
LikeLike
Betul mas, lima atau sepuluh tahun lagi, kita akan menjadi apa yang dulu kita berteman, mungkin salah satunya hal yang kita benci,…
LikeLike
saya adalah buktinya, dan saat ini saya membenci orang orang kaya eh siapa tahu saya menjadi seperti mereka, hi hi
LikeLiked by 1 person
Strategi yang perlu ditiru itu. Hahahaha…
LikeLike
namun biasanya kalau yang disengaja tidak bisa terjadi, ha ha
LikeLike
Hahahaha… Setidaknya kan udah berusaha buat benci.
LikeLike
saya benci orang yang mengendarai porche, hi hi
LikeLike
Lima atau sepuluh tahun lagi, kita akan menjadi apa yang dulu kita pernah bacanya, atau salah satunya adalah hal yang kita benci dulu..,
LikeLiked by 1 person
Benci akhirnya bnar2 cinta, haha
LikeLike
belum cinta sih, cuma saja semua jadi menempel pada saya
LikeLike