Harga Murah Hilangpun Tiada Resah

Saya tidak lepas dengan yang namanya sandal jepit utamanya sandal Swallow.

Sandal ini murah, mudah didapat, nyaman, tidak mudah dicuri dan sandal paling awet yang pernah saya punya. Dan yang paling penting tidak manja terhadap air.

Aku memimiliki beberapa pasang untuk digunakan dalam situasi yang berbeda-beda. Sandal yang telah usang dengan warna kusam aku gunakan untuk kegiatan yang bersifat heavy duty (kebun, sawah, kandang) dan yang masih baru aku gunakan untuk jalan-jalan. Saya juga menggunakannya

setiap hari dalam segala situasi antara lain, untuk ke kamar mandi, berjalan jalan disekitar rumah, ke kebun, ke hutan, dipakai ketika kerja bakti dikampung, sholat, bahkan dahulu sewaktu masih hidup dikota saya sering memakainya dengan cuek ketika tawaf di mall.

Hal paling mengesalkan dari sandal ini hanyalah ketika srampatnya putus ketika saya sedang heavy duty. Kalau dalam keadaan genting, saya sudah biasa untuk mengakalinya agar dapat digunakan lagi untuk sementara waktu.

Untuk mengakalinya cukup mudah, saya tinggal mencari sebuah atau dua batang paku, kemudian menancapkan dengan cara silang di tali yang putus itu tadi.

Kalaupun ingin mengganti talinya dengan yang baru, di warung warung dekat rumah banyak yang menjualnya dengan harga sebesar parkir motor didepan pasar Wonogiri.

Untuk memasukkan tali itu tidak perlu susah susah pakai alat yang canggih seperti di pabrik. Cukup ambil seutas tali, kemudian bentuk menjadi seperti huruf U, kemudian masukkan tali kelubang yang di inginkan, terus masukkan ujunng srampat kedalam tali dan yang terakhir tarik talinya. Dan Voila..srampat sudah terpasang dengan sempurna di sandal tanpa perlu susah payah dengan menusuk nusuknya sampai memar agar masuk ke dalam lubang.

Saya menggunakannya untuk pelampung mata kail ketika memancing.

Saya menggunakannya sebagai penyumbat botol.

Saya menggunakannya juga untuk membuat perapian ketika berkemah.

Saya menggunakannya sebagai tempat untuk menaruh benang jahit dan jarumnya agar tidak cerai berai kemana-mana.

Sering juga saya gunakan untuk memukul binatang binatang kecil macam kecoak, kalajengking, atau kelabang

Saya menggunakannya sebagai kaki barang barang agar tidak licin.

Ketika sedang ikutan membantu memperbaiki atap rumah atau membuat kandang hewan, saya memotongnya kemudian aku tancapkan paku sebanyak banyaknya, sehingga ketika sedang bekerja tidak akan repot mencari-cari paku. Apalagi kalau pakunya jatuh, malah akan menambah repot bekerja.

Sandal jepit ini tidak akan berguna lagi ketika lubangnya sudah terlalu over /tua. Ketika sudah terlalu tua,lubangnya tidak bisa menahan tonjolan yang terdapat pada ujung srampat.

End.

Srampat (java) : tali sandal

15 thoughts on “Harga Murah Hilangpun Tiada Resah

  1. Kalau sandal japit dipakai buat ngerem sepeda pernah ga Mas?

    Bapak saya dulu sering. Hingga ganti sendal bukan karena srampatnya putus, tp sendalnya sudah tipis kemakan roda sepeda.

    Like

        1. yang habis pasti bagian belakang tengah dulu,

          saya waktu masih sd sering seperti itu, karena rumahnya dikampung untuk membeli spare part sepeda terasa jauh dan malas

          Like

          1. Iya, Mas, benar. Bagian belakang tengah dulu yg habis.

            Rumah saya dulu juga kampung agak pegunungan, dan jalannya naik turun. Nah pas jalanan turun itu kalau ga di rem takut kebablasen.

            Like

Leave a comment