Merindukan Masa Kejayaan Radio Amatir 

Setelah kemarin lusa aku membongkar laboratorium komputer, sampai dirumah aku jadi ingin bersih bersih gudang. Di dalam gudang aku menemukan sebuah pemancar FM mini berkekuatan 12 Watt rakitan sendiri semasa masih besekolah.

Ketika  memegangnya pikiranku kembali ke masa kejayaan radio amatir.

Aku  berkesempatan menikmati saat booming radio amatir. Era dimana hampir di setiap rumah terdapat antena Yagi atau Ground Plane yang tersambung dengan pesawat radio. Ada pemancar rakitan dengan komponen bekas, dan ada pula yang memiliki pemancar canggih dengan banyak indikator VU yang menarik.

Pada waktu itu, karena kami merupakan golongan anak ekonomi lemah (GAEL) maka kami berupaya mengikuti trend dengan biaya yang serendah rendahnya. Kami tidak kuat untuk membeli peralatan radio amatir 2m yang berwujud handy talkie.

Dengan kreatifitas maka kami membangun sendiri pemancar radio fm kecil dengan jarak sinyal yang bisa dipancarkan sekitar 20 km. Kami membeli sendiri komponen yang diperlukan untuk merakit pesawat radio itu di toko elektronik kota. Kalaupun komponennya sulit di dapat, kami selalu menitipkan teman teman yang sudah kuliah di kota ketika kembali. 

Hanya dengan menghabiskan 25.000 saja kami sudah mempunyai pemancar radio FM mini yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama pemilik pemancar radio FM di kampung. Biaya akan bertambah jika merakit antena yang lebih tinggi dan baik atau untuk menambahkan power agar daya pancar sinyalnya lebih jauh.

Menurut pengalaman, sinyal akan sampai jauh ketika kami melakukannya pada malam hari. Kami menarik kesimpulan bahwa ketika malam udara menjadi lebih padat daripada siang, maka dari itu sinyal dapat disalurkan dengan baik.

Setiap pulang sekolah kami selalu nongkrong di depan pemancar radio FM sambil mencari teman teman yang sedang mengudara.  Aku ingat panggilan pertama ketika kita menginginkan ngobrol dengan orang yang sedang mengudara adalah “ KONTEK KONTEK..” nah ketika mereka mendengarkan kita dan berkenan untuk menerima, maka dia akan membalas dengan “KONTEK DITERIMA, GANTI”. Diharuskan untuk membuat nama alias.

Setelah itu kami bisa melanjutkan untuk mengobrol kesana kemari tidak jelas. 

Kebiasaan mengobrol di komunitas radio amatir sering sekali terbawa ketika saya sedang menelepon. Saya selalu keceplosan dengan mengatakan GANTI, setelah selesai berbicara. Yang malah membuat lawan bicara mengejek sinis. 

Dampak buruk dari kegiatan ini ketika pemancar yang kita miliki tidak mempunyai filter yang baik. Ketika filter sinyal itu bocor, maka percakapan tidak hanya dapat didengarkan melalui radio FM biasa bahkan seringkali malah ke TV.

Untuk saat ini, sepertinya hobby ini sudah langka karena tergusur oleh kemajuan teknologi yang membuat semuanya menjadi lebih mudah dan praktis. Apalagi setelah ada sweeping dari pemerintah mengenai pemancar radio ilegal komunitas kami berkurang drastis.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s