Saling Melirik di Spion Ketika Jalan

Saya mempunyai kebiasaan melihat spion ketika dalam perjalanan , baik sepi ataupun sedang ramai.  Maka dari itu spion kendaraanku selalu lengkap sama seperti motor baru.

Dari kebiasaan itu malah jadi sering melihat spion orang lain juga ketika mau mendahului. Melalui spion itu saya dapat mengenali wajah pengemudinya. Dari wajahnya ada yang tua, muda. Ada yang sedang melamun, sedang makan entah apa, sedang tegang, sedang berwajah muram dan rupa yang lain. Pokoknya mengamati wajah mereka adalah hal yang menyenangkan.

Yang membuat saya agak malu dan grogi adalah ketika saya melihat spion mereka, eh ternyata dia juga lagi melihat saya. Sehingga kami saling pandang memandang didalam satu spion kanan beberapa detik. Kadang ada yang senyum ramah dan manis, kadang ada pula yang membuang muka karena merasa tidak kenal, kadang pula ada juga yang salah tingkah yang membuat laju kendaraan jadi aneh.

Meskipun mempunyai kebiasaan , aku harus selalu menahannya ketika sedang berkendara malam. Khususnya ketika melewati hutan yang luas atau kuburan yang terkenal angker dan gelap. Bahkan Spion lebih sering aku putar ke arah yang lain agar tidak kelihatan sisi belakang. Dengan trik ini maka aku tidak akan pernah tau apa yang terjadi di belakang.

Suka ngeri ngeri sedap ketika mendengarkan cerita teman teman satu kos dulu ketika salah satu diantara mereka pernah di ikuti semacam makluk aneh terbang. Makhluk itu selalu mengikuti dan terlihat di spion kemanapun dia pergi selama hampir lebih dari dua jam. Ketika dia melirik, makhluk itu masih terbang, ketika berhenti di traffic light pun dianya juga masih terlihat dengan jelas.

Bahkan ada juga tetangga yang diboncengi makhluk entah apa yang hanya terlihat kain putihnya di spion. Dari kejadian itu, dia sekarang menjadi trauma ketika berkendara malam hari sendirian.

Kalau sama orang yang disuka sih lain cerita, saya sering mengarahkan ke arah mukanya agar bisa melihat lebih lama. Karena seperti yang kita tahu, wajah orang yang memakai helm dan tidak , itu akan berbeda.

Duh Bahasaku aneh… 😦

end.