Penghematan Air Untuk Kebun

Penghematan air untuk kebutuhan kebun


Sejak Maret 2015 aku belajar bertani di sekitar pekarangan rumah . Tujuannya untuk menghemat pengeluaran kebutuhan rumah tangga dan kedepannya bisa dijadikan tambahan untuk membayar rekening air. Tapi sebenarnya karena tidak sengaja nonton Youtube tentang SelfSufficient Vegetables dan beberapa profil petani sukses yang berkecukupan hanya dengan bertanam sawi di pekarangan rumahnya yang tidak begitu luas dan akhirnya aku tertular semangatnya.

Dalam bercocok tanam, hal pertama yang dipikirkan adalah ketersediaan air, yang kedua adalah iklim dan yang terakhir adalah kesuburan tanah. Solusi untuk kedua yang terakhir sudah teratasi sendiri karena lingkungan tempat tinggalku sehari hari maksimal bersuhu 26 C dan diberkahi tanah subur yang bisa ditanami apa saja. Sedangkan untuk urusan air sebenarnya mudah, aku tinggal ambil selang dan semprot ke tanaman beres. Namun dibalik kemudahan tentunya pasti ada jebakan Batman nya. Jebakannya adalah rekening air ledeng melonjak. 3 bulan ini aja aku sudah menghabiskan Rp 269,000 hanya untuk kebutuhan air, padahal dulu ketika sebelum menanam dikebun aku hanya membayar maksimal Rp, 90.000 -an. Sangat drastis kan kenaikannya hanya untuk air.

Maka dari itu aku memikirkan untuk memanfaatkan air sisa limbah rumah tangga untuk pengairan di kebun. Air limbah itu seperti bekas mandi, cuci, bekas cucian beras  atau bekas air wudhu yang kalau diperhatikan masih  bersih dan rasanya sayang terbuang.

Inspirasi datang ketika sedang wedangan di pawon  sambil menyaksikan mamak mususi  beras.

Air yang digunakan Mamak untuk mususi  beras menghabiskan satu ember besar. Dan air bekas mususi  itu hanya mengalir ke selokan kering di belakang rumah. Dan dilain kesempatan juga menyaksikan mamak membersihkan lantai kamar mandi dengan sikat. Air yang digunakan juga tidak sedikit dan terbuang percuma lagi. Semua air yang masih bersih masuk selokan dan kembali kedalam tanah. Akhirnya aku mengambil kesimpulan kenapa air tersebut tidak aku tampung saja untuk selanjutnya kugunakan untuk menyirami tanaman yang ada di kebun, daripada aku tiap hari mengambil air bersih dengan tujuan yang sama.

Rencana awal adalah membuat lubang ditanah disekitar pembuangan air karena bisa fleksibel dan murah, aku tinggal menggali tanah dan memberikan paralon agar air yang masuk lancar. Karena aku orangnya bisa dibilang pemalas maka opsi ini tidak aku realisasikan dengan pertimbangan;

  1. Capek, ya iyalah..gali lubang dengan kedalaman paling gak 1,5 meter butuh tenaga yang tidak sedikit.
  2. Lama, ini ada hubungannya dengan yang diatas, aku jika sudah capek maka persentase istirahat dan kerjanya lebih banyak istirahatnya.
  3. Jorok kalau tidak rajin membersihkan, biasanya dipinggir lubang akan becek dan berwarna coklat hijau apalagi kalau musim penghujan, pemandangannya bikin mual.
  4. Tidak rapi sehingga mengganggu pandangan

Dengan kendala diatas maka aku memutuskan untuk membeli drum besar warna biru yang biasanya digunakan sebagai tempat sampah, selain murah (yang besar Rp. 125.000,- kecil Rp. 50.000,-) instalasinya juga akan lebih rapi dan mudah. Dan yang paling penting aku tidak usah capek capek gali lobang.  Yang masih menjadi pertimbangan adalah kualitas air limbah tersebut mungkin bisa lebih ditingkatkan lagi dengan memasang filter air sederhana.

Satu hal lagi adalah bagaimana caranya meminimalisir tenaga untuk mengangkut air dari penampungan ke kebun. Karena penampungan air letaknya dibawah, sedangkan kebunnya sendiri berada jauh diatas sana. Idenya adalah dengan menggunakan pompa air. (nanti lah kalau udah punya cukup duit, beli yang secondhand juga gak masalah).

Kedepannya mungkin aku juga akan membuat GreenHouse sederhana agar tanah tidak cepat kering dan air juga bisa dimanfaatkan dengan maksimal.

By the way, aku lagi panen sawi sama tomat.

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s