Dulu aku beli laptop ini karena mementingkan merk nya dulu. Baru kemudian harganya yang sesuai dengan budget. Laptop yang aku pakai ini merupakan seri keluaran lama dan yang termurah di antara jajaran laptop dalam satu merk. Dengan spek yang tidak murahan ini aku kira sudah cukup untuk menangani tugas sehari-hari seperti mengetik, edit data di excel, edit foto menggunakan Photoshop dan sedikit membuat film pendek sederhana sebagai bahan pengisi waktu luang. Tapi tertanyata laptop ini kurang memuaskan dalam performa. Untuk menggunakan beberapa program editor maka harus hati-hati dalam memilhk tool apa saja yang akan digunakan, kalau tidak maka selangkah lagi akan crash. Menghadapi komputer yang crash bukanlah hal yang menyenangkan.
Mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah, karena sesuai dengan fakta bahwa ada harga ada mutu. Kalau pengen laptop dengan performa yang yahud maka siapkan duit yang lebih. Dan jika duitmu tidak cukup jangan berharap memiliki laptop yang lincah ketika menjalankan program yang berat.
Aku baru sadar beberapa minggu belakangan bahwa laptop ini memiliki performa yang tidak semestinya, waktu itu tersadar ketika menggunakan aplikasi word dan photoshop secara bersamaan.
Dilihat dari spesifikasi diatas kertas laptopku tentu tidak akan kedodoran menggunakan aplikasi terbaru, tapi kenyataannya ketika melakukan browsing menggunakan google chrome atau Mozilla Firefox (update terbaru) sering terjadi lag yang cukup mengganggu. Crash beberapa kali ketika sedang merender beberapa halaman. Bukan karena internetnya lelet, tapi karena faktor internal. Sering banget ketika menonton lagu di youtube suaranya lebih duluan terdengar daripada videonya. Secara garis besar aku tidak puas dengan performa laptop yang kupakai ini.
Lain cerita jika aku menggunakan Ubuntu, semua aplikasi berjalan dengan sangat smooth. Menggunakan beberapa aplikasi sekaligus begitu menyenangkan dan merupakan pengalaman baru yang cukup menggembirakan. Kendala menggunakan Ubuntu adalah aplikasi yang dipakai tidak populer, sehingga ada kemungkinan besar dikemudian hari hanya akan menyulitkan diri sendiri. Lagian Ubuntu lebih banyak menggantungkan pada ketersediaan internet untuk mengupdate sistemnya. Ada opsi lain sih agar performanya lebih ok, yaitu menggunakan OS yang jadul misalnya Windows XP. Tapi, jika tetap menggunakannya aku akan kesulitan untuk mencari driver yang sesuai sehingga fungsi dan fitur spesial laptop ini tidak bisa digunakan secara maksimal.
Lebih menyenangkan lagi jika menggunakan Puppy Linux, serasa memakai produk premium. Wush..wush..
Beberapa hal yang menjengkelkan adalah kadang tidak support lcd projektor yang model lama. As you know, aku sering menggunakan powerpoint untuk presentasi dan mengajar anak-anak. Untuk projektor yang model lama kadang tidak menampilkan gambar yang semestinya, bahkan ada kasus ketika gambar yang tampil di layar begitu kecil. Sama kecil dengan monitor sumbernya. Tapi untuk projektor baru tidak ada kendala sama sekali hingga saat ini
Dari segi performa memang tidak menyenangkan, tapi lain halnya dengan segi desain produk. Penampilannya lumayan bagus dan tidak memalukan. Ringan, tipis, sehingga memudahkan aku membawanya kemana mana tanpa repot dan keberatan. Suara yang dihasilkan laptop ini tidak bisa dibilang mengecewakan, malah dibandingkan dengan laptop sejenis dengan rentang harga dan spesifikasi yang sama suaranya lebih ok terdengar baik ketika mendengarkan musik atau menonton film. Apalagi jika menggunakan headset dari Sony, maka akan jelas sekali perbedaannya.
But overal, aku suka dengan laptop ini. Portabilitasnya tinggi dengan baterai yang kuat sampai 5 jam. Untuk mengatasi tugas tugas berat mungkin beberapa bulan aku mau membeli desktop pc saja, selain monitornya bisa diganti sesuka kita, juga akan lebih tega untuk menyiksanya dengan tugas tugas yang berat seharian. PC juga memiliki fleksibilitas yang bagus untuk mengubah jeroan sesuai dengan kemauan kita.